KOTA MALANG, beritalima.com– Demi perubahan Kota Malang, sekaligus demi untuk mendapatkan rekom menjadi calon walikota Malang, Wahyu Eko Setiawan yang lebih akrab dengan panggilan WES, melakukan nadzar nya dengan tirakat dengan menempuh perjalanan Malang – Jakarta dengan jalan kaki.
WES berangkat dengan mengambil start dari depan kantor DPC PDIP jalan Panji Suroso sejak tanggal 11 juli lalu, tepat pukul 10.00 wib. Dan ditempat itulah WES secara resmi mendaftarkan dirinya maju mencalonkan diri menjadi bakal calon Wali Kota lewat bendera PDIP.
Keberangkatanya ke Jakarta dengan dilandasi kebulatan tekadnya untuk bertemu dengan ketua DPP PDIP Megawati Soekarno Putri, sekalipun dengan konskuensi dan penuh resiko selama dalam perjalanannya. Dan semangat progresifnya tersebut patut diapresiasi sebagai bagian dari fenomena jelang pilkada di kota Malang 2018.
Bagi Wahyu Eko Setiawan (WES) selain ihtiar untuk mendapatkan restu dan rekom dari Ketua DPP PDIP, sebagai orang muda yang berani maju mencalonkan diri, selama menempuh perjalanan dengan berjalan kaki, sepanjang yang diketahui dan dilihat serta yang dialami bisa menjadi buah cerita yang dibagikan dan disampaikan pada masyarakat Kota Malang nantinya. Dan apapun yang terjadi padanya, dia telah pasrahkan semuanya pada Tuhan Yang Maha Esa.
Ke Jakarta untuk ditemui Megawati merupakan harapan besarnya, jika mendapat rekom merupakan rejekinya. Dan apapun yang terjadi, adalah sebuah ihtiar baginya.
Alasan mendasar bagi WES, berjalan kaki hingga Jakarta adalah,karena dirinya merasa prihatin dengan kondisi perpolitikan saat ini.
“ Mohon diinfokan , bahwa saya melaksanakan tirakat Jalan kaki dari Kota Malang ke Jakarta. Untuk memohon restu dan rekomendasi dari Ibu Megawati Soekarnoputri, ” ujar WES pada busur news com. melalui Whatsup.
“Sebagai Calon N1. Ini juga sebagai salah satu bentuk perjuangan saya untuk menjadikan politik sebagai wahana kebudayaan rakyat dalam mewujudkan cita-cita hidup sejahtera. Politik bukan ajang jual beli suara dan kursi, untuk perebutan kekuasaan. “ tuturnya.
Ditambahkan olehnya, bahwa sejatinya politik adalah sebagai jalan pencerahan kebudayaan rakyat untuk bisa mewujudkan cita-cita hidup sejahtera. “Jangan biarkan politik jatuh kotor karena menjadi ajang jual beli suara dan kursi.” pungkasnya. (sn/bsr)