Demo Damai Oleh Mahasiswa Kecam Lumajang Darurat Begal

  • Whatsapp

LUMAJANG,beritalima.com- Aksi demo damai mahasiswa Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang, tuntut pihak-pihak terkait untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di Lumajang. Ratusan pengunjuk rasa gelar demo di Alun-alun utara depan pemkab Lumajang. Dalam hal ini Lumajang yang katanya hebat bermartabat, justru terkenal dengan kota bejat (25/09’2019).

Dalam orasinya yang dikomandoi oleh Candra Ayutara dan Nugroho Yongki mengecam Lumajang sebagai kota pisang terkotori oleh peristiwa-peristiwa tragis yang mengancam bahkan mer enggut nyawa warga. Lumajang kota pisang, sudah terhapus dan teristilahkan sebagai kota begal. Dibuktikan dengan kejadian di jam yang sama terjadi dua pembegalan sadis, harapannya, ini adalah kejadian yang terakhir dan jangan terulang kembali.

Pertemuan dengan Bupati Lumajang yang sangat alot, akhirnya klir juga, karena memang bupati tidak ada di tempat. Berawal dengan keinginan para pengunjuk rasa ingin ketemu bupati Lumajang, dalam hal ini adalah Thoriqul Haq (cak Thoriq), akhirnya bisa klir walau akhirnya para pengunjuk rasa hanya ketemu dengn ajudannya. Melalui Video call dengan cak Thoriq, semua tuntutan pendemo bisa ditindak lanjuti yang akhirnya pengunjuk rasa dipersilahkan masuk ke halaman Pemkab Lumajang.

Di halaman pemkab Lumajang, sesuai kesepakatan dengan cak Thoriq, pengunjuk rasa diterima wakil bupati Lumajang Indah Amperawati (bunda Indah). Sang Oratorpun mengungkap semua tuntutan yang ditujukan pada bupati Lumajang, dalam hal ini semua dijawab oleh bunda Indah. Warga Lumajang menginginkan keamanan hidup, tidak dengan keadaan yang menakutkan dengan darurat keamanan yang terjadi. Masyarakat Lumajang yang ditakutkan dengan begal yang sadis, mahasiswa tergugah untuk menyadarkan pemerintah akan keamanan kehidupan rakyat Lumajang.

Selanjutnya, mengingatkan pada tanggal 26/09/2015 peristiwa terbunuhnya salah satu aktivis Salim Kancil, pemerintah terkesan diam akan kejadian tersebut. Peristiwa tersebut menjadi pukulan besar kota Lumajang, perjuangan yang menumpas tindakan yang tidak berperikemanusiaan. Perjuangan Salim Kancil akan diteruskan oleh mahasiswa, yang gelisah terhadap keadaan yang jauh dari kata sejahtera. Serta banyaknya tindak kriminal begal yang menjadi problem sosial, maka dari itu mahasiswa bergerak untuk menciptakan kesejahteraan rakyat.

Mahasiswa menuntut janji bupati : 1. Janji bupati perkara pengadaan 1000 cctv harus segera ditepati.
2. Penjagaan yang lebih terkodinir di berbagai desa rawan begal.
3. Mengevaluasi setiap kapolsek di berbagai daerah.
4. Memberi fasilitas penerangan jalan di desa-desa yang rawan begal.
5. Menjadikan pusat keramaian bagi daerah rawan begal.
6. Penambahan pos-pos penjagaan di setiap desa yang rawan begal.
7. Memberikan solusi inovatif dan cepat terkait tindakan kriminalisasi apapun yang terjadi.

Dalam hal ini, satu tahun pengabdian cak Thoriq dan bunda Indah, sudah hampir 50 persen yang sudah terlaksanakan, “janji kami itu untuk 5 tahun, bukan 1 tahun, ini masih berjalan 1 tahun. Sudah hampir 50 persen yang sudah kami kerjakan, jadi anda harus mengerti ini masih berproses. Terkait dengan CCTV, Ini yang masih kita bicarakan dengan pihak ITS, baru satu kali kita ketemu dengan pihak ITS. Dimana titik-titik yang dikehendaki polres, tentu di tempat-tempat yang rawan, tentunya yang ada jaringan listrik”, ujar bunda Indah.

Saat dikonfirmasi awak media, bunda Indah mengatakan, “Terkait dengan penerangan jalan untuk jalur provinsi itu kami yang kesulitan, beberapa jalur provinsi terpaksa kami harus nyalahin untuk memasang PJU disana, sebenarnya itu secara anggaran salah. Tidak ada pilihan lain karena ini kebutuhan masyarakat, kami sudah berijin kepada provinsi dan itu diijinkan oleh provinsi. Provinsi atau pemerintah pusat yang mempunyai jalan nasional harus mengambil sikap, memasang PJU di sepanjang jalan yang mereka miliki”, pungkas bunda Indah.

Akhirnya semua dipahami dan para pengunjuk rasa berpamitan diiringi do’a yang dipimpin oleh Iskandar kabag Kesra ditujukan pada sang aktivis Salim Kancil. (Jwo)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *