JAYAPURA – Demo penolakan DOB (Daerah Otonomi Baru) yang digelar masyarakat mengatas namakan Solidaritas Mahasiswa dan Rakyat Papua di Kabupaten Nabire hingga berujung ricuh disesalkan Ketua Dewan West Papua Buchtar Tabuni.
Kepada awak media di Jayapura, Buchtar menyebut, ricuh masa aksi lantaran blokade dan pembubaran paksa masa pendemo.
“Hari ini saya memberi saran kepada pihak Kepolisan, agar mari kita sama-sama hargai UU Kebebasan Berekspresi. Seandainya kalau di Papua setiap aksi itu selalu di blokade, itu menyebabkan konflik antara aparat keamanan dan masa aksi. Kita sedih dengan situasi ini,”kata Buchtar.
Menurutnya, lebih baik jika aparat Kepolisian memberikan ruang demokrasi penyampaian aspirasi, mengawal hingga proses penyampaian selesai.
“Kita sesalkan, kami harap sekali saudara Kapolda, biarkan rakyat berekspresi, selama tidak melanggar hukum, dan kewajiban Polisi adalah melindungi, mengayomi menjaga dan membawa mereka pada tempat tujuan dimana mereka mau sampaikan aspirasi. Tapi Polisi sendiri yang kadang memblokade. Ini yang menyebabkan rasa kebencian antara masyarakat dengan Polisi ini semakin lama semakin besar. Dan hari ini bisa saja buah dari itu,”ucapnya.
Dengan sikap penanganan masa pendemo yang demikian, kata Buchtar, masyarakat akan semakin membenci Polisi.
“Dimana-mana masyarakat kalau lihat Polisi kayak musuh, tapi kalau cara-cara ini digunakan, pasti orang akan bersahabat dengan Polisi.Karena bertepatan dengan rakyat yang sedang menolak Pemekaran,”katanya.
Soal pemekaran atau DOB, kata Buchtar, baiknya harus dari aspirasi rakyat. Sehingga tidak menimbulkan gejolak. Bukan malah seolah sepihak.
“Pemekaran itu harusnya lahir dari aspirasi rakyat, namun ini sepihak. Sehingga muncul penolakan sana sini. Untuk penanganan, saya sampaikan lagi, saya harap aparat keamanan tidak memblokade atau membubarkan paksa. Biarkan mereka menyampaikan aspirasi itu, seluas luasnya selama aksi itu aksi damai,”pungkasnya
Untuk diketahui, siang tadi demo penolakan DOB di Kabupaten Nabire berujung ricuh. Demo yang tidak mendapatkan ijin aparat ini lantas dibubarkan. Pembubaran aksi inipun mendapatkan perlawanan dari masa, dengan melempari batu kearah petugas. Selain itu, dua orang warga yang berada di dalam pasar Karang, tempat aksi demo, babak belur dikroyok masa yang bringas.
Caption foto: Buchtar Tabuni, Saat menggelr jumpa pers, Kamis (31/3/2022).