Demonstrasi Pemecahan Papan Warnai UKT Ribuan Taekwondoin Di Kota Palembang

  • Whatsapp

PALEMBAMG, BeritaLima.com
Sekitar 2.000 siswa taekwondo dari 55 unit se-Kota Palembang antusias menjalani UKT (Ujian Kenaikan Tingkat) yang dilaksanakan Pengkot Taekwondo Indonesia Palembang di Denhubrem 044 Gapo, Jl Naskah Palembang setiap minggunya dalam tiga tahap.

“Secara total dari tiga fase, siswa yang ikut hampir 2.000. Pada 25 Desember 2022 diikuti 1.040.000 siswa. Hari ini 537 siswa. Dan sisanya nanti di tanggal 15 Januari 2023 lebih kurang 500-an siswa yang ikut ujian,” ungkap Ketum Pengkot TI (Taekwondo Indonesia) Palembang, Ade Arief Mochtar pada pembukaan ujian kenaikan tingkat (UKT) tahap kedua di Denhubrem 044 Gapo, Jl Naskah Palembang, Minggu (8/1/2023).

Turut hadir Ketum KONI Palembang H Anton Noerdin, Sekum TI Palembang Edy Priono, Wadan Denhubrem 044/Gapo Mayor CHB Catur, Ketua UKT Master Alisan serta para tim penguji pada pembukaan ujian kenaikan tingkat (UKT) tahap kedua.
Ade Arief Mochtar mengatakan secara total Pengkot TI Kota Palembang melaksanakan kegiatan UKT ini merupakan program yang terus berjalan yang dilakukan.

Harapannya seperti diketahui UKT itu merupakan suatu ajang bagaimana Pengkot TI Palembang membina prestasi dari siswa-siswa kita.

“Artinya kita berharap sekali dari UKT ini kita bisa menghasilkan atlet-atlet kita yang bisa mewakili ke depannya karena dasar-dasar teknik ini kita uji kembali kepada mereka sehingga mereka memahami hakekatnya apa yang mereka lakukan itu mempunyai manfaat baik untuk diri mereka sendiri maupun untuk lingkungannya,” kata Ade.

Para tim penguji yang diketuai Master Alisan melakukan penilaian secara individu terhadap masing-masing siswa meski gerakan-gerakan para taekwondoin ini dilakukan secara bersama-sama.

Selain itu juga dilakukan demonstrasi pemecahan papan atau triplik baik itu pukulan maupun tendangan.
Ada yang namanya Dwi Kyurigi. Salah satu materi UKT untuk sabuk merah yaitu harus ada pemecahan papan ataupun triplek. Lalu ada tendangan putaran dolke caki sasarannya juga kepala.

Montong dolke caki. Sama dengan yang diperagakan sabuk biru tadi, tendangan arahnya ke kepala juga. Ditutup. Dengan pemukulan atau montong.

Di unit-unit juga ada yang melakukan latihan pemecahan seperti ini. Tergantung dari para pelatihnya. Biasanya memang ini dilatih sebelum mereka melakukan UKT.

Montong cidiki pukulan ke arah perut diperagakan untuk memecahkan papan. Biasanya taekwondoin sabuk biru ke atas yang melakukan atraksi ini.

“Atraksi demonstrasi ini penerapannya ke keseharian sebenarnya bisa diaplikasikan untuk membela diri. Inilah cara teknik memukul dan menendang yang benar. Dalam hal ini kita mengasah skill keterampilan mereka,” terang Sekum TI Palembang Edy Priono.

Sementara Ketum KONI Kota Palembang, H Anton Nurdin menyambut baik dan memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya terhadap cabor taekwondo yang selama ini adalah salah satu cabor unggulan dari Kota Palembang yang saat ini kita lagi desain masuk dalam grand DBON cabor binaan ke depan.

“Kami lagi menunggu Pemkot untuk memasukkan cabor taekwondo ini dalam partai khusus. Harapan kami dengan UKT ini sudah mulai prestasi para atlet jenjang tingkat sudah ketahuan. Kawan-kawan dari TI yang akan membina secara berkesinambungan,” kata Anton.

Memurunya, KONI Kota Palembang sangat mendukung dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya semoga taekwondo tetap jadi juara umum. Harapan besar agar taekwondo menjadi olahraga yang memang nanti masuk dalam program DBON dan menjadi olahraga yang mendukung penuh untuk pemenangan Porprov XIV 2023 di Lahat.

Edy Priono mencontohkan di sabuk biru ini antara lain memperagakan tendangan dwi cake. Tendangan putaran setengah. Dari tim penguji meminta peragaan tendangan dwi hurigi yakni tendangan putaran. Putaran penuh dikait. Khusus untuk sabuk biru mau masuk ke biru strip merah.
Ini salah satu tendangan dwi hurigi target atau sasarannya ke kepala. Kalau di pertandingan, tendangan ini poinnya paling tinggi.

“Penilaian UKT kita bukan keseragaman teknik. Melainkan penilaiannya secara individu. Memang dilakukan secara bersama-sama. Mungkin di sini dari tim penguji bisa melihat dari sekian peserta dengan gerakan yang sama, bagus dan sebenarnya kelihatan,” kata Edy Priono.
(ril/Nn)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait