SURABAYA, beritalima.com – Tragedi kemanusiaan di New Zeland dan Belanda beberapa hari kemarin mengguncang dunia. Hampir semua orang di bumi ini prihatin.
Keprihatinan atas aksi teror bersenjata tersebut diantaranya diungkapkan oleh belasan pelajar Indonesia dan Thailand di SMP Muhammadiyah 5 Surabaya, Rabu (20/3/2019) siang.
Para siswa yang sedang mengikuti program sister school Indonesia – Thailand ini, dengan 3 bahasa, yakni Indonesia, lnggris, dan Thailand, menyerukan perdamaian dunia.
Kreatifnya, perdamaian itu mereka serukan lewat media batik di halaman sekolah, di Jalan Pucang Taman 1/2 Surabaya.
Teguh Tri Prasetiyo, guru Seni Budaya SMP Muhammadiyah 5 Surabaya, menuturkan, kabar aksi teror di luar negeri itu memang sangat mengagetkan banyak manusia, tak terkecuali para siswa yang sedang mengikuti program sister school Indonesia -Thailand ini.
Dijelaskan, para pelajar dari Thailand ini, yakni pelajar Pluakdaeng Pittayakom School Rayong, mengikuti program sister school di SMP Muhammadiyah 5 Pucang Surabaya selama sepekan, sejak 15 sampai 22 Maret 2019.
Di sini mereka mereka dikenalkan banyak pengetahuan seputar Surabaya dan Indonesia. Seain mengunjungi berbagai tempat ikonik Kota Surabaya, mereka belajar alat musik gamelan, latihan beladiri pencak silat, membuat kuliner tradisional, hingga mencoba proses pembuatan batik tulis.
“Khusus belajar membatik, pihak sekolah SMP Muhammadiyah 5 Surabaya sengaja memilih motif gambar dan tulisan bertema tentang perdamaian dunia,” kata Teguh.
“Hal ini bertujuan agar dalam diri para siswa Indonesia – Thailand tertanam rasa persatuan dan kerukunan meski berbeda agama dan bangsa,” terangnya. (Ganefo).
Teks Foto: Teguh Tri Prasetiyo, guru Seni Budaya, saat mengajari membatik pada siswa program sister school Indonesia – Thailand di SMP Muhammadiyah 5 Surabaya, Rabu (20/3/2019).