Desa Madani Parmusi untuk Indonesia Maju

  • Whatsapp

JAKARTA, beritalima.com- Disela-sela acara Seminar dan Lokakarya Parmusi Hj. Nurhayati Payapo wanita asal Maluku yang energik pada siang itu memaparkan suatu konsep Desa Madani Parmusi dengan lugasnya. Wanita jebolan perguruan tinggi Universitas Muhammadiyah Jurusan Fakultas Tehnik, Jakarta dengan gelar Insinyur. Ia juga Ketua Umum PP Muslimah Parmusi dan sebagai salah satu ketua di PP Parmusi.

Saat ini Parmusi sedang merencanakan Muktamar IV Parmusi yang akan diselenggarakan tanggal 27 – 29 Maret 2020 dan dilanjutkan dengan Musyawarah Nasional II Muslimah Parmusi sebagai Ketua Steering Commite (SC).

Terkait dengan Steering Commite ini memang Parmusi ke depan orientasi tidak lagi political oriented melainkan dakwah oriented. Walaupun orientasi dakwah tetapi prioritasnya utama, meningkatkan iman dan takwa, yaitu gerakan dakwah melalui Desa Madani yang dipriotitaskan ke daerah-daerah terpencil, terluar, terpinggir dan daerah pedalaman, karena ketika keliling daerah di wilayah Indonesia di Palu, di Su;lawesi Tengah, Sulawesi Selatan, di Papua di Sumatera ternyata daerah-daerah terpencilnya menjadi masalah adalah keagamaan. Masyarakat di sana mengaku beragama Islam tetapi tidak bisa sholat karena tidak ada pembimbing, tidak ada dai, tidak ada guru.

Di Pedalaman Palu, Parmusi melalui Ketua Umum membangun masjid untuk masyarakat di sana. Di NTT yang merupakan daerah minoritas Parmusi sudah mendirikan 10 desa Madani dan banyak mualaf yang dibina dan sudah berjalan dari daerah terpencil karena tantangannya daerah kemiskinan. Bukan hanya miskin harta tetapi juga miskin keimanan. Masjid-masjid dan TPA-TPA dibangun dan masalah ekonominya juga dibina.

Daerah lahan sosial di NTT banyak sekali sudah ada kerjasama Parmusi dengan Kementerian Kehutanan RI bahkan menteri bersama beberapa dirjen bertamu ke kantor Parmusi di Ragunan membicarakan kerjasama. Parmusi diberikan hak mengelola lahan-lahan sosial termasuk di Kalimantan Barat dan NTT semua telah ditindaklanjuti meskipun belum terlihat hasilnya tetapi sudah ditindaklanjuti. Untuk apa? Untuk melakukan dakwah. Ekonomi dan dakwah harus seiring. Karena kalau orang berdakwah dai-dainya lapar tentu urusannya beda lagi. Parmusi selalu menomorsatukan ekonomi dan dakwah.

Dua tahun terakhir sejak tahun 2017 sudah mulai digalakkan dan sudah terdapat 55 kabupaten kota di 19 propinsi. “Saya berharap di Jakarta dekat dengan pengurus Pusat Parmusi sudah bisa dibina langsung karena secara geografis tidak sulit tetapi kalau di daerah-daerah lain harus lewat laut melalui pesawat,” ungkap Nurhayati.

Nurhayati berharap di Jakarta yang terdapat 30 ribuan Rukun Warga paling tidak 25% atau 10% saja RW Madani dapat berkembang maka Jakarta dapat makmur karena dari daerah-daerah diisi secara ketakwaan dan diisi secara ekonomi,” tegasnya.

Parmusi sudah bekerjasama peningkatan ekonomi umat bekerjasama dengan Bank BNI Syariah. Dan akan ada pinjaman-pinjaman lunak ini tentunya pinjam harus diganti tetapi ada pembinaan-pembinaan dari Parmusi.

“Mudah-mudahan di Jakarta Utara khsusunya akan ada pilot project khusus Jakarta bagaimana di Jakarta Parmusi meningkatkan ekonomi para nelayan,” ungkap Nurhayati/

“Harapan saya terkait usai lokarkarya ini harusnya ada follow up, khususnya di Jakarta Utara minimal 5 Rukun Warga Madani agar dapat mengangkat derajat masyarakat Jakarta Utara,” ungkapnya menutup pembicaraan. (Johan S).

beritalima.com

Pos terkait