GRESIK, beritalima.com – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Cabang Gresik menetapkan Desa Roomo, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, sebagai Desa Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.
Penetapan itu diresmikan pada acara Pagelaran Pencak Silat Tradisional Dalam Rangka Peringatan Hari Sumpah Pemuda di Desa Roomo, Sabtu (28/10/2017) malam.
Hadir dalam acara ini Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Gresik, Bhakti Mahendraputra, Kepala Desa Roomo, Rusdiyanto, tokoh dan ratusan masyarakat Desa Roomo, serta puluhan pengurus dan anggota sejumlah perguruan silat di Manyar.
Kepala Desa Roomo, Rusdiyanto, di atas panggung yang sekaligus sebagai arena pencak silat mengatakan, sangat berterimakasih pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Gresik yang menganugerahi desa ini sebagai Desa Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.
Menurutnya, ini kian memotivasi dirinya untuk mendorong seluruh pekerja di desa ini segera melindungi diri dengan jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan.
Diungkapkan, di desa ini banyak pekerja formal yang sudah terlindungi jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan, tapi masih banyak juga yang belum, terutama pekerja yang informal.
Rusdiyanto juga mengatakan, sangat ingin seluruh pekerja di desa ini terlindungi jaminan sosial. Maksud dia, mereka yang belum terlindungi diharap segera daftar BPJS Ketenagakerjaan.
Karena, lanjut Rusdiyanto, perlindungan jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan sangat bermanfaat, dan ia tidak ingin warganya sampai susah dan jatuh miskin akibat resiko kecelakaan kerja, kematian, dan di hari tua.
Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Gresik, Bhakti Mahendraputra, mengatakan, Desa Roomo ditetapkan sebagai Desa Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan karena tingkat kesadaran Kades dan pengurus kampung akan manfaat program BPJS Ketenagakerjaan sangat tinggi.
Dikatakan, baik pimpinan maupun pengurus dan warga desa ini telah banyak yang jadi peserta BPJS Ketenagakerjaan Cabang Gresik. Dari 1.700 KK dengan 3.600 jiwa, 1.800 jiwa di antaranya pekerja formal yang hampir semuanya sudah terlindungi jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan lewat perusahaan.
Selain para pekerja formal, Kades maupun 4 Ketua RW dan 22 Ketua RT semuanya sudah jadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Pekerja yang belum jadi peserta umumnya pekerja sektor informal, termasuk pelaku UMKM dan industri pembuatan tempe.
Namun demikian, dengan tingkat pemahaman dan kesadaran yang tinggi dari Kades beserta para Ketua RW serta RT atas pentingnya perlindungan jaminan sosial, Bakti yakin seluruh pekerja di desa ini akan menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.
“Kami beserta Pak Kades dan Ketua RW serta Ketua RT di Desa Roomo ini sudah berkomitmen untuk terus melakukan sosialisasi supaya seluruh pekerja terlindungi jaminan sosial ketenagakerjaan,” tandas Bhakti dengan diangguki kepala Rusdianto di sebelahnya.
Menurut Bhakti, pekerja yang belum daftar BPJS Ketenagakerjaan itu karena belum mendapat sosialisasi. “Buktinya setelah kami beri pemahaman di ajang pencak silat tradisional ini ada 400 warga yang langsung daftar dan menyerahkan foto copy KTP,” tambah Bhakti.
Dia mengingatkan, iuran kepesertaan hanya Rp 17 ribu perbulan untuk program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian.
Dengan dua program itu, peserta yang mengalami kecelakaan kerja seluruh bea rumah sakit akan ditanggung sepenuhnya oleh BPJS Ketenagakerjaan, dan yang meninggal dunia ahli warisnya akan menerima santunan kematian minimal Rp 24 juta.
Bhakti juga menambahkan, untuk ikut memeriahkan pagelaran pencak silat tradisional ini, pihaknya menggratiskan pembayaran iuran satu bulan pada peserta pencak silat yang sudah ber-KTP, dan pada para pedagang di arena yang daftar tadi malam. (Ganefo)