BONDOWOSO, Beritalima.com – Desa Suger Lor Kecamatan Maesan Bondowoso, menjadi salah satu desa terinovatif di Jawa Timur Tahun 2019. Pasalnya, desa tersebut berhasil menjadi yang terbaik dalam Kompetisi Sistem Inovasi Desa (Sinodes), tingkat Jawa Timur, yakni bidang Penggunaan TTG, Pengelolaan Air Bersih (Pengeboran Sumur).
Desa dengan penduduk 3.396 ini, berada di lokasi dengan bentuk tanah terasering. Sehingga perlu inovasi, agar air tetap mengalir terutama bagi warga yang rumahnya ada di dataran tinggi.
Berdasarkan hasil musyawarah dengan beberapa pihak, termasuk pendamping, desa kemudian memanfaatkan tehnik pipa letter “U”. Sehingga dapat memungkinkan pemerataan pada setiap konsumen, dalam daerah dataran yang berbeda.
Kepala Desa Suger Lor, Kusnadi mengatakan, bahwa kesuksesan pipanisasi ini tidak lepas dari peran tim pendamping, BUMDes, dan pihak terkait lainnya. Menurutnya, inovasi teknologi tepat guna ini, diberi nama AKRAB (Anti Krisis Air Bersih).
“Selaku pemerintah Suger Lor memang punya inisiatif, karena sebelum Tahun 2015 desa ini memang krisis air bersih, terutama pada musim kemarau,” katanya.
Oleh karena itu, pada Tahun 2016 dilakukan pengeboran di Dusun Kerajan Atas, pada tahun itu juga bisa digunakan. Desa ini memiliki total lima dusun. Kemudian di Tahun 2017 dikembangkan lagi, di dua dusun. Yakni Dusun Gedangan dan Rabeh. Pada Tahun 2018 kemarin dilakukan pengeboran lagi di Dusun Krajan Bawah, yang airnya juga dilirkan ke Dusun Pecut.
“Dengan adanya air bersih ini, masyarakat Suger Lor merubah pola hidupnya. Awalnya cuci, manadi dan BAB di sungai. Sekarang tidak lagi,” katanya.
Menurutnya, program ini dikelola oleh BUMDes ‘Sumber Hidayah’ yang dananya bersumber dari Dana Desa (DD). Sementara setiap pengguna menggunakan water meter.
“Masyarakat hanya dikenakan biaya Rp 900 permeter kubik dan biaya beban Rp 1.000 setiap bulan. Sehingga perbulan, rata-rata maksimal masyarakat hanya mengeluarkan biaya Rp 30.000. Sementara untuk pengusaha di atas Rp 50.000,” ungkapnya.
Dijelaskannya, sampai saat ini, dari 1200 KK, sudah ada 450 KK pengguna air bersih yang disediakan pemerintah desa ini.
“Ini tidak mengacu pada KK, karena dalam satu meter kadang ada dua KK. Dalam satu rumah terkadang ada dua sampai tiga KK,” jelasnya.
Sementara itu menurut Abdul Muis Pendamping Pemberdayaan menambahkan bahwa, penghargaan yang diberikan oleh pemerintah Jawa Timur merupakan hasil kerjasama antara Pendamping dan Pemerintah Desa.
“Berkat inovasi letter ‘U’ ini Pemdes Suger dan pendamping mendapatkan penghargaan Sinodes dari Provinsi Jawa Timur. Tentunya ini bisa memberikan semangat baru bagi para pendamping dan juga Desa untuk terus berinovasi,” Imbuhnya.
Selain itu pihaknya mendorong agar masyarakat belajar hidup sehat. Sehingga bisa mencegah stunting di Desa Suger Lor, karena pencegahan stunting merupakan program pemerintah Pusat yang wajib disukseskan. (*/Rois)