JAKARTA, Beritalima.com | Pemerintah terus berupaya untuk menyelesaikan masalah defisit transaksi berjalan Indonesia yang telah berlangsung cukup lama. Presiden Joko Widodo menyebut ada dua hal yang bisa dilakukan, yaitu melalui pengembangan destinasi wisata baru dan melalui _foreign direct investment_ (FDI).
“Kita memiliki Bali, iya, tapi kita sekarang ini baru mengembangkan 10 Bali baru yang kita fokus sekarang ini dalam dua tahun ini hanya 5 dulu. Sudah. Pekerja kita sekarang tidak usah terlalu ke mana-mana, 5 itu dulu. Lima selesai, nanti fokus lagi ke lima berikutnya,” kata Presiden saat memberikan sambutan pada acara pembukaan Kompas 100 CEO Forum yang digelar di Grand Ballroom, Hotel Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta Pusat, pada Kamis, 28 November 2019.
Kelima destinasi wisata baru tersebut yaitu Mandalika, Labuan Bajo, Borobudur, Danau Toba, dan Manado. Menurut Presiden, setiap destinasi wisata tersebut sudah diatur untuk segmentasi wisatawan yang berbeda-beda.
“Sudah kita atur semuanya mana yang super premium, mana yang medium ke bawah, mana yang untuk wisata ramai-ramai, mana yang wisata khusus, semuanya sekarang ini sudah,” imbuhnya,
Kepala Negara berharap, pada akhir tahun 2020 semua infrastruktur pendukung, _calendar of event_, hingga perbaikan produk-produk ekonomi kreatif yang mendukung destinasi wisata tersebut bisa diselesaikan. Untuk Borobudur, pada Maret 2020 nanti Bandara Internasional Yogyakarta diharapkan akan selesai 100 persen.
“Dari situ nanti akan langsung ada jalan baru menuju ke Borobudur yang lebih dekat sehingga turis gampang menuju ke Borobudur. Lingkaran di sekitar Borobudur juga jalannya akan dilebarkan dan diperbaiki dalam rangka mendukung itu, termasuk juga penyiapan lahan yang dikhususkan untuk mendukung Borobudur sebagai sebuah tempat wisata yang memang wajib untuk dikunjungi oleh turis-turis dari luar,” paparnya.
Sementara untuk Labuan Bajo, Presiden menyampaikan bahwa destinasi wisata ini akan dirancang sebagai destinasi super premium. Presiden mewanti-wanti jajarannya agar jangan sampai destinasi wisata super premium bercampur aduk dengan yang menengah bawah.
“Kalau perlu ini ada kuotanya, berapa orang yang boleh masuk ke Labuan Bajo dalam satu tahun. Saya sudah sampaikan arahan seperti itu pada Menteri Pariwisata Pak Wishnutama. Sehingga kita harapkan nanti kalau produknya selesai, silakan promosi besar-besaran. Jangan sekarang promosinya, produknya dulu diselesaikan biar baik, biar bagus, sehingga nantinya wisatawan datang itu akan berpromosi sendiri karena melihat sesuatu yang berbeda kalau dibandingkan dengan tempat-tempat yang lain,” jelasnya.