SUMENEP, beritaLima – Keberlangsungan Kegiatan Visit Sumenep menjadi perhatian anggota komisi IV DPRD Sumenep Farid Afandi. Menurutnya, item kegiatan yang ada pada visit itu harus mencerminkan budaya lokal di Kabupaten Ujung Timur Pulau Madura ini, sehingga memiliki ciri khas, tak hanya sekadar seremonial belaka.
Sehingga, bisa melestarikan dan meningkatkan budaya lokal, semisal ludruk dan kesenian lain yang nyaris punah, dan tidak digemari kalangan milenial. Item kegiatan visit yang akan digelar di 2019 ini harus bisa mencerminkan kebudayaan dan kesenian lokal. Sehingga, disamping menjadi populis dan daya tarik pengunjung untuk datang ke Sumenep, namun harus dijadikan upaya mempertahankan nilai nilai kebudayaan lokal.
Kami tidak mau hanya sekadar formalitas dan menunjukkan sikap hura-hura yang secara manfaat tak begitu dirasakan bagi masyarakat di Sumenep ini, katanya kepada sejumlah media.
Selain itu, sambung dia, penataannya juga harus lebih baik dari tahun sebelumnya. Yang terpenting kegiatan itu harus mampu mendongkrak perekonomian masyarakat sekitar. Kegiatan itu juga harus memberikan ekses nyata bagi bangkitnya perekonomian kelas menengah. Mininimal di lokasi kegiatan.
Bahkan, kami menginginkan bangkitnya ekonomi secara massif di bumi Sumekar. Dengan kegiatan itu, para wisatawan datang dan akan menghabiskan uangnya di sini (Sumenep, red),ujarnya.
Selain itu, Farid menambahkan, kegiatan ini juga harus memiliki nilai bangkitnya wisata desa. Di mana sejumlah desa di Sumenep ini memiliki potensi destinasi wisata menarik yang belum mendapatkan perhatian. Wisata desa harus menjadi icon bagi visit ini. Maka, pemkab dituntut untuk menginventarisir potensi masing-masing desa yang ada. Sehingga, saat pengunjung datang, maka banyak menu yang bisa tawarkan, semisal wisata Desa Pujon Kidul, Malang, ucapnya.
Untuk itu, pihaknya meminta pemerintah untuk intens melakukan komunikasi dengan desa untuk bisa memetakan wisata desa yang bisa digarap. Tentunya, wisata yang bisa menjadi magnet wisatawan datang ke Kabupaten pimpinan Dr. A. Busyaro Karim dan Achmad Fauzi, SH ini. Kami sangat menginginkan adanya desa wisata di Sumenep yang mampu menjadi wisata alternatif bagi pengunjung. Sebab, ini menjadi trend, dan membantu desa dalam upaya meningkatkan PADesnya melalui sektor wisata. tukasnya.
Kami tidak mau hanya sekadar formalitas dan menunjukkan sikap hura-hura yang secara manfaat tak begit dirasakan bagi masyarakat di Sumenep ini.
(An)