TULUNGAGUNG, Beritalima.com | Wakil Ketua DPRD provinsi Jatim Anik Maslachah merasa prihatin atas meningkatnya kurva penyebaran Covid 19 yang terus meninggi. Karena itu, selaku Wakil ketua DPRD provinsi Jatim, Anik melakukan sidak langsung ke daerah Tulung Agung, untuk melihat tindakan medis maupun strategi dari pemerintah setempat dalam menangani pandemi covid 19.
“Untuk mengetahui kondisi secara langsung di daerah akan penangan pasien covid 19, saya bersama mbak Hikmah Bafaqih (wakil ketua komisi E DPRD Provinsi Jatim ) didampingi Pak Adib Makarim (pimpinan DPRD Tulungagung) berkunjung ke Rusunawa UIN Tulungagung sebagai tempat / ruang isolasi pasien covid 19,” terang Anik.
“Ada 38 pasien (25 orang yang terkonfirmasi positif berdasarkan hasil swab dan mayoritas adalah OTG).
Saat ini Tulungagung 64 positif,
592 PDP dan ODP 1.207 . Trand kenaikan lumayan yang harus menjadi perhatian serius oleh pemerintah, baik propinsi maupun kabupaten Tulungagung,” sambung Anik.
Menurut Anik, dalam tinjauannya terdapat beberapa keluhan yang yang disampaikan, baik dari pihak medis maupun masyarakat,
“Keterbatasan alat PCR test, RSUD sudah membeli alat PCR test, namun legalitasnya belum turun, sehingga inilah yang harus kami tindaklanjuti kepada gugus tugas Jatim untuk membantu mempercepat turunya ijin dari pusat,” ujar Anik.
“Sembari menunggu turunya ijin, kemarin sekali di datangkan mobil PCR test milik Jatim dan berharap mobil ambulans PCR milik pemprop Jatim tersebut dapat didatangkan kembali untuk persiapan menghadapi ERQ new normal. Agar penanganan bisa efektif, salah satunya memang memperbanyak PCR test, sehingga bisa segera tracking and diisolasi,” tandas Anik.
Anik menambahkan, dalam penanganan tersebut perlu didatangkan psikolog, mengingat mereka mengalami kejenuhan dan agar tidak menjadikan buruknya stamina akibat stres, maka psikiater RSUD ataupun pemerintah kabupaten menfasilitasinya.
Anik juga menyampaikan bahwa perlu juga mereka menikmati hiburan, semacam TV untuk mengurangi kejenuhan dan Alhamdulillah langsung direspon oleh pak Adib untuk segera di tindaklanjuti.
“Selain hal diatas, ada hal penting yang harus dilakukan oleh kita semua, termasuk kami-kami di dewan, utamanya semua gugus tugas baik propinsi maupun kab/kota, yaitu memberikan pemahaman dan penyadaran kepada masyarakat, agar ketika mereka sudah sembuh dan kembali ke rumah untuk diterima sebagaimana mestinya, mengingat masih ada terjumpai penolakan-penolakan masyarakat/menjauhinya karena takut tertular. Disinilah pentingnya edukasi,” tambahnya.
Lebih lanjut Anik mengatakan bahwa Tulungagung ini belum ada lab PCR tetap, dan kemarin sempat didatangkan, namun karena rame di media akhirnya dibawah lagi ke Surabaya.
“Sebenarnya Surabaya ini sudah ada 6 lab PCR, tetap ditambah 2 mobil PCR dari BIN. Mengingat ambulan PCR test itu milik jatim, maka 38 kab/kota mempunyai hak yang sama. Karenanya saya berharap diprioritaskan bagi daerah yang kurva positifnya naik terus namun tidak mempunyai lab tetap, termasuk Tulungagung,” pungkasnya. (yul)