Ketua Komisi III DPRD Kota Padang, Helmi Moesim mengatakan, komisi III belum lama ini baru pulang dari kunjungan kerja ke daerah Balikpapan. Menurut Helmi, alasan dijadikannya Balikpapan sebagai daerah tujuan kunker, karena kota itu telah dinobatkan sebagai kota percontohan pemilahan sampah selain Palembang. Kota Balikpapan saat ini sudah mencapai puncaknya dalam hal meraih gelar Adipura. Sampai 2016, Balikpapan sudah meraih penghargaan Adipura Kencana sebanyak 19 kali. Terakhir, kota itu mendapat Piala Adipura Paripurna serta kota terbersih se-Indonesia dengan kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) terbaik se Indonenesia.
Pada kunjungan yang dilakukan 17 sampai 21 Juli 2016, Komisi III DPRD Kota Padang menemui DPRD Balikpapan. “Kita ingin mengambil cerminan perbandingan dengan daerah yang tentunya telah maju dari daerah kita, ” ujarnya kepada wartawan, Senin (25/7).
Dikatakan Helmi, ada perbedaan dalam pengelolaan sampah di sana dengan di Kota Padang. Di antaranya, aktifitas petugas kebersihan di Kota Balikpapan telah dimulai sejak pukul 3 dini hari. Dengan demikian, pada pagi hari pukul 7, tidak akan dijumpai lagi sampah bertebaran. Dengan kinerja yang diterapkan bagi para petugas Dinas Kebersihan tersebut, menjadikan daerah itu mendapat banyak penghargaan di bidang kebersihan.
Selain itu, sampah yang ada di TPA nya dimanfaatkan menjadi gas metan yang dapat menghasilkan energi listrik. Dengan sistem penguraian sampah teknologi tinggi, energi listrik yang dihasilkan bisa untuk kebutuhan listrik 200 KK di sekitar TPA.
Di Kota Balikpapan, jumlah debit sampah mencapai 900 ton per hari. Semenara di Kota Padang, debit sampahnya lebih kurang 700 ton per hari. “Seperti yang kita ketahui bahwa sampah di TPA Air Dingin Kota Padang juga sudah mulai dimanfaatkan untuk gas methan. Namun, hingga saat ini belum diketahui sejauh mana regulasinya. Kami akan segera lakukan koordinasi dengan DKP Padang,” ungkap Helmi Moesim.
(pdm/bim/rki)