BANYUWANGI Beritalima.com – Acara Dharma Santi dalam rangka perayaan Hari Raya Nyepi 1939 caka, Provinsi Jawa Timur, di Banyuwangi dipusatkan di Gelanggang Seni dan Budaya (Taman Blambangan) Banyuwangi, Minggu (23/4/2017) malam.
Acara dimeriahkan tarian kolosal ‘Kidung Maha Wilwatikta’ yang dibawakan 36 penari yang menceritakan Ratu Tribuwana Tunggadewi menumpas pemberontak di daerah Sadeng. Kemudian Patih Gajah Mada yang memimpin pasukan berhasil memadamkan api pemberontakan.
Setelah itu Patih Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa, yakni tidak akan makan makanan enak berbumbu rempah sebelum nusantara bersatu.
Tarian itu memperlihatkan adegan perang yang memukau dan dipenuhi gerakan-gerakan yang tegas namun indah hingga cerita tersampaikan dengan cara yang menarik.
Kepada media, Ketua Panitia Dharma Shanti Nyepi Jawa Timur, Drs. Suminto, MM., mengatakan, pihaknya memilih Banyuwangi menjadi tempat acara bukan tanpa alasan. Banyuwangi dianggap memiliki pertumbuhan ekonomi, pendidikan, budaya dan wisata yang baik.
“Banyuwangi juga belum pernah menjadi tempat Dharma Santi untuk saling bertemu antar umat. Umat Hindu di Banyuwangi juga yang terbesar di Jatim yakni mencapai hampir 40 ribu orang,” kata Drs. Suminto, MM., ketua panitia Dharma shanti Provinsi Jawa Timur di Banyuwangi. Minggu (23/4/2017).
Dia juga mengakui melakukan kesalahan dalam menyiapkan tempat, pasalnya jumlah pengunjung membludak tidak sesuai perkiraan. Sebagian besar dari mereka justru duduk di lapangan Taman Blambangan di luar Gesibu tempat acara. Diperkirakannya pengunjung dalam Banyuwangi berjumlah 7 ribu, sedangkan dari luar Banyuwangi berjumlah 7 ribu.
“Saya sebagai ketua panitia memohon maaf sebesar-besarnya. Ternyata respon umat sangat luar biasa. Kalau tahu begini kita pasti akan memilih tempat yang lebih memadai,” pungkas Suminto. (*/abi)