Jakarta, beritalima.com| – Tim Pengawas (Timwas) Penanganan Bencana DPR RI kunjungi ke lapangan daerah Kabupaten Lumajang (Jawa Timur) kondisi pasca bencana dan mengevaluasi efektivitas penanganan yang dilakukan pemerintah daerah (26/11), karena ditemukan data tidak sinkron (sama) antara lembaga yang menangani bencana.
Dalam kunjungan itu, Anggota DPR RI Selly Adriani Gantina mengungkap sejumlah persoalan mendasar yang dinilai masih jauh dari standar penanganan bencana yang ideal. Selly mengatakan kedatangan Timwas bukan untuk agenda seremonial semata, tetapi sebagai bentuk pengawasan DPR agar negara benar-benar hadir di tengah warga yang terdampak.
“Kami tidak ingin ada warga yang terlewat dari bantuan. Bencana bukan ruang untuk birokrasi berbelit—ini soal nyawa,” ucapnya. Dalam peninjauan di beberapa titik, Timwas menemukan ketidaksinkronan data antara pemerintah daerah, BPBD, dan posko relawan. Selly soroti persoalan data ini menjadi salah satu biang keladi lambannya bantuan.
“Kalau datanya tidak akurat, bantuan pasti tersendat dan tidak tepat sasaran. Ini masalah kronis yang harus segera dibenahi,” ujar Selly, yang menilai koordinasi lintas lembaga yang dianggap belum solid. Ia menyebut masih ditemukan bantuan menumpuk di gudang sementara warga di beberapa daerah sulit dijangkau belum menerima bantuan layak.
“Tumpang tindih tugas dan lemahnya koordinasi ini harus diakhiri. Kita butuh kerja cepat, bukan saling lempar tanggung jawab,” bahasnya. Temuan lain yang menjadi perhatian Timwas adalah minimnya sistem peringatan dini di wilayah rawan.
“Lumajang ini daerah yang punya risiko tinggi. Peringatan dini harus kuat, alat harus berfungsi, dan masyarakat harus terlatih,” tegas Selly. Dalam dialog dengan pemerintah daerah, Selly meminta seluruh proses rehabilitasi dan rekonstruksi dilakukan secara terbuka, mulai dari penggunaan anggaran, pemilihan kontraktor, hingga progres pembangunan.
“Anggaran bencana jangan dipermainkan. Semua harus transparan agar pemulihan benar-benar dirasakan masyarakat, bukan hanya jadi laporan di atas kertas,” paparnya. Timwas mencatat beberapa infrastruktur mulai dari jembatan hingga fasilitas pendidikan masih belum tersentuh perbaikan berarti meski bencana sudah terjadi berbulan-bulan lalu.
Sejumlah warga menyambut baik kedatangan Timwas, namun menyampaikan harapan agar temuan lapangan tidak berhenti sebagai laporan tanpa tindak lanjut. Menanggapi itu, Selly memastikan rekomendasi dan temuan di Lumajang akan dibawa ke pembahasan resmi bersama kementerian terkait. “Ini bukan kunjungan seremonial. Kami pastikan ada langkah nyata setelah ini,” ungkapnya.
Jurnalis: rendy/abri








