Di Depan Kader PMII, LaNyalla Sebut Bonus Demografi Seperti Dua Sisi Mata Uang

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mengatakan, bonus demografi yang dimiliki Indonesia layaknya dua sisi mata uang, bisa menjadi peluang tetapi juga dapat menjadi ancaman.

Penilaian itu disampaikan LaNyalla saat menjadi pembicara di Konferensi Cabang PMII Kota Malang, Kamis (15/4). Kegiatan ini diikuti Ketua Umum dan pengurus PC PMII Kota Malang serta kader kader PMII setempat.

Senator Dapil Provinsi Jawa Timur ini menilai, tantangan bonus demografi Indonesia menarik untuk dibicarakan. “Karena sejatinya bonus demografi tersebut seperti dua sisi mata uang. Di satu sisi adalah berkah atau peluang. Tetapi di satu sisi bisa jadi musibah atau ancaman,” kata dia.

Dijelaskan, Indonesia akan memasuki puncak bonus demografi pada 2030 hingga 2040. Pada masa itu, penduduk usia produktif berusia 15 – 64 tahun lebih banyak dibandingkan penduduk dengan usia tidak produktif.

“Pertumbuhan penduduk usia produktif diprediksi oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mencapai 64 persen dari total penduduk yang diproyeksikan 297 juta jiwa. Puncaknya, angkatan kerja Indonesia mencapai 71 persen,” kata dia.

Namun, LaNyalla menilai, disitu letak tantangan sesungguhnya. Karena, melimpahnya usia produktif bisa menjadi peluang dan dapat menggenjot pertumbuhan ekonomi negara. “Sebaliknya, jika banyaknya usia produktif tidak dibarengi dengan tersedianya lapangan kerja, itu justru berpotensi meningkatkan jumlah pengangguran dan banyak permasalahan lain.”

Untuk menjawab tantangan bonus demografi, harus dilakukan proyeksi dan memetakan apa yang akan terjadi, dan apa yang dibutuhkan Indonesia pada saat itu. “Termasuk Sumber Daya Manusia (SDM) dengan kualifikasi seperti apa yang dibutuhkan Indonesia pada saat itu, sehingga diharapkan dapat berintegrasi dengan kebutuhan industri 4.0.”

Alumnus Universitas Brawijaya Malang itu menambahkan, menjawab tantangan demografi juga bisa dilakukan dengan penataan roadmap untuk penciptaan pengusaha-pengusaha baru yang dibutuhkan saat itu. “Tentu dengan mengandalkan keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif Indonesia,” demikian AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait