JAKARTA, Beritalima.com– Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid (HNW) mengatakan, rakyat Indonesia pernah mengalami pemerintahan dimana kedaulatan rakyat hanya sebatas jargon dan sebagai pemanis belaka.
Namun harus disyukuri dalam era reformasi seperti sekarang, kedaulatan itu benar-benar dirasakan rakyat dan sebagai pemegang kedaulatan, mereka mendapatkan tempat tertinggi di negeri ini.
Itu dikatakan politisi senior Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu kepada awak media dalam acara Temu Tokoh Nasional/Kebangsaan kerjasama MPR RI dengan Forum Silaturahmi Pendekar Jakarta (FSPJ) di Gedung Daarul Aitam, Jakarta, Selasa (13/11).
Sekarang dua suara sekalipun sangatlah berarti dan sangat menentukan. Jadi, jangan disepelekan suara rakyat sebab sangat menentukan arah bangsa ini ke depan.
“Dari suara rakyat akan muncul pemimpin bangsa. Kemudian pemimpin itu melahirkan kebijakan yang menentukan nasib bangsa. Jadi, baik buruknya bangsa ini ditentukan rakyat sebagai pemegang kedaulatan,” kata HNW
Implementasi kedaulatan rakyat yang sedemikian nyata dan dibutuhkan. Karena itu, memungkinkan elemen-elemen masyarakat yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia termasuk FSPJ menjadi bagian penting dan tak terpisahkan dalam mewujudkan Indonesia maju serta sejahtera di masa depan.
“Ingat sekecil apapun jumlah perkumpulan masyarakat bahkan yang berada di pelosok-pelosok daerah sekalipun, suara mereka sangat menentukan nasib bangsa ini secara keseluruhan,” wakil rakyat dari Dapil I Provinsi DKI Jakarta ini.
Diingatkan, saat ini rakyat Indonesia berada di satu masa dimana rakyat sangat menentukan putih, hitam, biru, ungu, kelabunya bangsa ini dan luarbiasanya, negara memberikan hak itu kepada setiap warga negara untuk menentukan masa depan bangsa. “Untuk itu jangan sia-siakan suara kalian.”
Acara temu tokoh nasional ini sendiri selain dihadiri HNW, juga dihadiri tokoh masyarakat betawi Dani Anwar, serta sekitar 400-an orang terdiri dari para sepuh, guru dan pendekar silat dari berbagai perguruan pencak silat di seputar Jakarta dan sekitarnya. (akhir)