YOGYAKARTA, beritalima.com | Vaksinasi Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah dilaksanakan sejak bulan Januari. Secara bergilir, kelompok masyarakat mendapatkan program vaksinasi tersebut. Pada bulan Maret, dilaksanakan vaksinasi massal mulai dari tenaga kesehatan, pedagang, seniman, ASN, dan pelayan publik. Dari seluruh sasaran vaksinasi itu, kiai dan kalangan pesantren tak masuk dalam daftar.
Dikonfirmasi mengenai vaksinasi untuk para kiai, Dr. H. Hilmy Muhammad, M.A. selaku salah satu pengasuh Pesantren Krapyak membenarkan hal tersebut. Menurutnya, hingga saat ini belum ada tindakan konkret dari pihak pemerintah dan dinas kesehatan untuk vaksinasi kiai dan kalangan pesantren.
“Pendataan sudah diminta dan dilakukan sejak awal tahun oleh kalangan pesantren, namun hingga saat ini belum ada komunikasi atau undangan dari Dinkes,” ujar pria yang akrab disapa Gus Hilmy tersebut pada Kamis (25/03) secara daring.
Dibanding DIY, provinsi lain seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur telah melaksanakan vaksinasi untuk para kiai. Sebagai sosok yang disegani, para kiai bahkan dijadikan sebagai figur kampanye vaksinasi. Jadi, kebijakan terkait sasaran vaksinasi bisa ditentukan juga oleh pemerintah daerah dan dinas kesehatan. Sementara DIY, belum memprioritaskan kiai dan kalangan pesantren.
Lebih lanjut, Gus Hilmy mengatakan bahwa pihaknya dan pihak pesantren tidak tinggal diam. Upaya komunikasi dengan pihak terkait sudah dilakukan, namun hingga saat ini belum ada tindakan yang konkret dari pihak pemerintah dan dinas kesehatan. Anggota Komite III Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI ini pun mempertanyakan prioritas vaksinasi di daerah pilihannya.
“Apakah kiai dan pesantren tidak dianggap penting di Yogyakarta ini? Prioritas vaksinasi untuk mengangkat kembali citra Yogyakarta sebagai kota wisata dan kota budaya, tidak boleh menafikan citranya sebagai kota pendidikan. Menyasar seniman, pedagang, pelaku wisata, tidak boleh menafikan lembaga-lembaga pendidikan, termasuk di dalamnya ada kiai dan pesantren,” kata Senator asal Yogyakarta yang membidangi pendidikan dan kesehatan tersebut.
Sementara itu, prioritas sasaran vaksinasi telah dijelaskan pada Bab III Pasal 8 PMK Nomor 84/2020 tentang Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19. Dalam Permenkes tersebut, ada enam kelompok prioritas penerima vaksin. Tokoh masyarakat/agama berada pada kelompok prioritas kedua. Kelompok selanjutnya adalah guru dan tenaga pendidikan.
Kiai tidak sekadar guru. Di samping sebagai pengasuh pesantren, para kiai adalah pengasuh masyarakat. Tamunya berasal dari berbagai tempat dan berbagai kalangan. Setiap hari, para kiai menghadapi masyarakat dan di antara mereka banyak yang sudah lanjut usia. Selain itu, menilik data nasional, kita telah kehilangan 400-an kiai akibat Covid-19. Hampir setengah dari jumlah tenaga kesehatan yang wafat. Oleh sebab itu, Gus Hilmy menganggap bahwa vaksinasi untuk pada kiai sudah sangat mendesak. Jangan lagi ada alasan yang terkesan mengada-ada seperti ketersediaan vaksin, karena buktinya vaksinasi terus dilakukan.
“Tidak ada lagi alasan untuk menunda-nunda vaksinasi untuk para kiai, baik di tingkat provinsi, kota maupun kabupaten se-DIY. ” Tegas Wakil Rais Syuriah PWNU DIY ini.