Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini membuka sekaligus memberikan sambutan dalam acara Rapat Koordinasi Percepatan Pelaksanaan bertajuk National Slum Upgrading Program (NSUP). Acara tersebut diselenggarakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Cipta Karya Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) tahun anggaran 2019 di Hotel Wyndham Surabaya, Senin (09/09/2019).
Acara yang dihadiri oleh 261 peserta itu, terdiri dari 10 provinsi dan 114 kabupaten. Mereka merupakan bagian dari Kepala Balai dan Kepala Seksi Pelaksanaan Balai Prasarana Pemukiman Wilayah, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), pengembangan Kawasan Pemukiman (PKP), Satker Pelaksanaan Prasarana Pemukiman pada tiap provinsi, serta kepala Satker Pembangunan Infrastruktur Pemukiman dan PPK PKPBM kabupaten.
Dalam kesempatan itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menceritakan berbagai pengalaman dan stategi upaya dalam pengelolaan lingkungan. Salah satunya terkait pemasangan saluran pembuangan air limbah di berbagai kawasan pemukiman Kota Surabaya.
“Bapak ibu, sebetulnya pemasangan saluran pembuangan air sangat penting sekali terhadap kota ke depan. Karena jika tidak diperhatikan, maka air akan kemana-mana, kawasan kota akan kumuh. Maka impactnya, banyak sekali terutama kesehatan bagi warga sendiri,” kata Wali Kota Risma di sela sambutannya.
Ia menjelaskan dalam pengelolaan lingkungan, pihaknya memasang saluran pembuangan air sampai pada gang-gang kecil. Bahkan ketika tidak bisa dipasang di pinggir, ia pun memutuskan memasang saluran pembuangan air di tengah jalan.
“Ada gang yang cukup sempit sekitar satu meter, itu pun saya tetap paksa agar dipasang saluran di tengah,” jelasnya.
Selain itu, upaya lain juga dilakukan oleh Wali Kota Risma yakni dengan membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), untuk kawasan pemukiman. Hal ini dilakukan karena menurutnya dapat dimanfaatkan lebih banyak lagi untuk masyarakat.
“IPAL ini banyak sekali manfaatnya, seperti warga bisa menyiram tanaman. Lalu jika ada warga yang rumahnya kebakaran juga bisa dibantu dengan pertolongan pertama menggunakan air ini,” imbuhnya.
Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini memastikan, tidak hanya pembangunan fisik saja yang dilakukan. Namun, pihaknya juga memberikan edukasi kepada warga terkait pentingnya menjaga lingkungan. “Tidak ada gunanya jika kita membangun fisik saja. Warga juga harus diberi edukasi agar upaya ini lebih sustainable dan investasi yang sudah dikeluarkan tidak sia-sia,” katanya.
Dari program tersebut, Wali Kota Risma terus mengajak warga untuk peduli terhadap lingkungan. Ia mengajarkan pentingnya menjaga lingkungan terhadap ekonomi warga. “Saya sampaikan kalau kota kita bersih dan indah, kita akan sejahtera. Karena pendapatan kita akan naik,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Sub Direktorat Standardisasi dan Kelembagaan Perngembangan Kawasan Pemukiman, Taufan Madiasworo menjelaskan, bahwa dipilihnya Surabaya sebagai tempat rapat karena dinilai kota ini memiliki contoh penanganan dan mampu meningkatkan kualitas pemukiman layak huni dan berkelanjutan.
“Maka dari itu Surabaya kami jadikan percontohan. Itulah salah satu alasan dan pertimbangan Kota Surabaya dipilih,” kata Taufan disela-sela acara.
Menurutnya, selain Surabaya sebagai kota percontohan, sosok Wali Kota Risma lah yang ada dibalik kemajuan Kota Surabaya. “Beliau sangat banyak sekali ide, pemikiran, terobosan dan itu bisa kami jadikan pembelajaran ke depan, Apalagi beliau tadi cerita pengalaman yang luar biasa,” pungkasnya. (*)