BATU, beritalima.com | Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menyebut bahwa banyak bergaul merupakan kunci sukses seorang perencana. Pasalnya, suatu suatu action plan harus aplikatif untuk diterapkan di lapangan dengan kondisi yang sesuai.
“Tadi saya bilang kuncinya di planner itu kan harus gaul. Kita ini konsolidator wisdom dan knowledge di sekitar kita. Karena dengan duduk di meja dan baca buku teori-teori yang kita pelajari di kuliah saja tidak lantas semua masalah selesai,” ucapnya saat membuka Kongres Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Provinsi Jawa Timur di El-Hotel Kartika Wijaya, Kota Batu, Minggu (18/9).
Dalam acara yang bertemakan “Reposisi Perencanaan Dalam Pembangunan di Era Ekonomi Digital” tersebut, Emil juga mengatakan bahwa IAP maupun perencana lain harus memahami bagaimana masyarakat berkomunikasi dan mengikuti trend yang ada.
“Ini salah satu pembahasannya, bagaimana seorang planner menciptakan ruang publik yang disukai dan digunakan oleh masyarakat. Ini bisa dilihat dari banyak yang berjuang buat taman, tapi gak rame. Tiba-tiba yang rame malah justru zebra cross yang jadi tempat fashion show,” ujarnya.
“Tapi ini harus kita lihat juga, apakah termasuk trend jangka pendek atau itu memang menggambarkan trend masa depan. Kalau semakin banyak kita bergaul dan berkenalan dengan berbagai elemen masyarakat, maka akan lebih peka melihat itu dari sudut pandang konstruksi sosialnya,” tambah Emil.
Lebih jauh, mantan Bupati Trenggalek itu menjelaskan pentingnya menjadi visioner untuk dapat menciptakan masa depan. Sebab begitulah caranya seorang perencana dapat membangun Indonesia.
“Kita harus punya cara berpikir I guess it, I make it. Inilah bagaimana orang-orang seperti Elon Musk bekerja, mereka yang menciptakan masa depan. Jadi gak boleh submisif terhadap trend,” terangnya.
Di akhir, Emil mengungkapkan apresiasi terhadap tim penataan ruang dari Pemprov Jatim yang telah menyiapkan penggunaan big data berbasis Google, Facebook, dan platform lain yang bisa bermanfaat untuk melakukan perencanaan ruang.
“Dari sana, kita bisa melihat data seperti pola mobilitas, pola konsumsi masyarakat, dan lain sebagainya yang mana dari sana kita akan konsentrasikan titik-titik tertentu yang kemudian perlu kita lihat sebagai potensi perekonomian. Jadi saya berterima kasih sekali,” tutupnya.
(red)