Di Kamar Anak Kita Ada Jagad Raya

  • Whatsapp

Oleh : Drs.H. Asmu’i Syarkowi, M.H.
(Hakim Pengadilan Agama Lumajang Kelas I A)

Anak, kehadirannya pasti sangat dinantikan oleh setiap pasangan suami istri. Ketika mengucapkan ijab Kabul, saat menikah ucapan selamat yang mengiringi selain ucapan standar ( seperti “semoga samawa”), dari handai tolan biasanaya didoakan agar segera punya momongan. Kalau kemudian, pasangan tersebut setelah bebarapa tahun tidak segera ada tanda-tanda punya momongan, wajar kalau gelisah. Berbagai upayapun biasanaya dilakukan. Dari cara yang sangat tradisonal maupun metoda canggih, seperti melalui medis. Hari-haripun menjadi indah nan penuh senyuman ketika usaha yang ditempuh menunjukkan tanda-tanda keberhasilan, istri hamil. Sebaliknya, perasaan was-was akan selalu menyelimuti ketika pasangan suami istri tersebut tidak segera memperoleh pertanda keberhasilan. Apalagi, ketika hampir semua upaya merasa telah dilakukan. Bahkan, adakalanya karena kegagalan mendapatkan keturunan ini berimbas gagalnya berumah tangga: bercerai!

Bagi yang sudah berhasil mendapat anugerah anak untuk sementara memang boleh bersenang hati. Hari-hari penuh canda ceria bersama si kecil nan menggemaskan itu. Dunia hiburan, tempat wisata sering kita saksikan dipenuhi anak-anak dengan segenap aneka polahnya. Ketika di rumah sering kita lihat anak-anak dimanjakan dengan aneka permainan. Sering kita lihat pula, ruang tamu terdapat corat-coret spidol dan mainan berserakan di lantai. Orang tuapun sepertinya santai-santai saja sekalipun kerapian rumahnya ‘diobrak-abrik’ sang anak. Pendek kata, segala upaya demi kebahagiaan dan keceriaan si kecil pun dilakukan kedua orang tua. Dan, yang pasti, anak adalah salah satu bentuk amanat Tuhan yang wajib kita jaga karena akan menuntut pertanggungjawaban kita kelak.

Dunia saat ini memang telah berubah dengan cepat. Kalau orang tua tidak tanggap dan bijak akan tergilas oleh perubahan tersebut. Tidak terkecuali anak-anak. Dan, salah satu perubahan yang perlu diceremati oleh kedua orang tua, siapaun dan dari kalangan manapun, adalah globalisasi yang diikuti kemajuan teknologi informasi. Globalisasi, ditandai dengan tatapergaulan yang secara sosial budaya tanpa mengenal batas-batas teritori. Dunia hanya ibarat bola kecil yang berada di atas meja kerja kita. Kemajuan teknologi informasi ditandai dengan semakin cepatnya arus informasi sekaligus dapat diakses oleh siapapun yang berkemauan via internet. Pirantinyapun kini telah berada di sekitar kita yang di samping semakin canggih juga semakin terjangkau oleh sebagian besar masyarakat.

Salah satu piranti dunia informatika adalah gadget. Dalam hasil penelusuran, kita akan mendapati arti gadget tersebut. Gadget adalah sebuah istilah dari bahasa Inggris yang artinya perangkat elektronik kecil yang memiliki fungsi khusus. Dalam bahasa Indonesia gadget disebut sebagai “gawai”. Salah satu hal yang membedakan gadget dengan perangkat elektronik lainnya adalah unsur “kebaruan”. Artinya, dari hari ke hari gadget muncul dengan menyajikan teknogi terbaru yang membuat hidup manusia lebih praktis. Salah bentuk gadget adalah smartphone ( telepon pintar), seprti iPhone dan blackberry serta netbook (perpaduan antara komputer portable, seperti notebook dengan internet).

Kecanggihan teknologi tersebut selain memudahkan kita juga mudah kita dapatkan. Mudah kita dapatkan bukan hanya karena berada disekiling kita tetapi juga terjangkau oleh kantong kita. Kemudahan sekaligus kemurahan itu akhirnya mengubah cara pandang kita terhadap teknologi canggih tersebut. Piranti hasil teknologi canggih–yang didapat setelah melalui riset-riset rumit–ini sering kita anggap laksana mainan biasa. Dan, tidak lupa menjadi salah satu item mainan anak-anak kita. Pada akhirnya, dari sederet mainan yang dipunyai, anak kecil kita menempatkan gadget, karena kepintarannya, sebagai mainan dengan posisi urutan pertama. Kerewelan anak sering teralihkan dengan kehadiran gadget di sampingnya. Tangis yang semula terdengar memenuhi seluruh ruangan rumah saat dimandikan mamanya, dengan tiba-tiba tidak terdengar setelah tangannya menggapai gadget.

Seiring dngan perjalanan waktu anak-anak itu pun semakin pintar dan mandiri mengoperasikan gadget. Dalam banyak hal, malahan kemudian justru kedua orang tuanya berada beberapa langkah di belakang anak-anaknya karena ketinggalan. Sering perjalanan waktu, kedua orang tua terheran-heran menyaksikan anak-anaknya kemudian piawai memainkan game canggih. Bahkan, sering orang tuanya dibuat heran ketika anak-anak tertawa dan kadang-kadang teriak-teriak saat mengoperasikan game online. Usut punya usut ternyata si anak tersebut sedang bertanding via game online bersama teman-temannya lintas kampung. Tapi, adakalanya di kamarnya dengan mengunci pintu sendirian di kamar terasa sunyi tanpa terdengar sepatah katapun. Sering di kamar dengan tenang dengan sejumlah buku di meja tetapi kenapa prestasi belajarnya, secara pelan tetapi pasti, menurun. Lantas, apakah gerangan yang dilakukan sehari-hari di kamar? Saat demikianlah, orang tua harus segera sadar dan mengambil langkah-langkah seperlunya secara bijak. Ternyata, setelah orang tuanya memasang wi-Fi di rumah, anak semakin jauh berselancar dan tidak sekedar mencari game kesayangan tetapi juga hal-hal lain.

Kita tentu semakin ikut khawatir ketika sadar bahwa melalui gadget kita dapat menemukan apapun dengan cepat. Para pengamat sudah sering mengingatkan, bahwa kemudahan mengakses internet via gadget ini membuat kita akan dengan cepat menemukan apa yang kita mau. Damapaknya, bagi anak kita—akibat asyik berselancar di dunia maya—ternyata menyebabkan mereka semakin malas belajar. Di dunia maya tersebut memang menyajikan tontonan di samping tuntutan, ‘dunia setan’ di samping di ‘dunia malaikat’ atau dunia kejahatan di samping dunia kebajikan. Persoalannya, apa yang digemari anak kita ketika mereka berselancar di dunia maya tersebut. Tetapi yang pasti, di dalam kamar anak yang sempit itu, anak kita memang bisa menemukan jagad raya dengan aneka ragam isinya. Ayo kita selalu waspada.

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait