Di Pasar Mojokerto, Gus Ipul Belanja Bawang & Doakan Ibu Hamil

  • Whatsapp

MOJOKERTO, beritalima.com -;Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 2, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), mengawali kegiatan kampanyenya di Kabupaten Mojokerto dengan mengunjungi pasar Mbrangkal, di Desa Kedungmaling, Kecamatan Sooko, Mojokerto, Senin (19/3/2018).

Di pasar ini, Keponakan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini menyapa para pedagang dan pembeli setempat.

“Selamat pagi ibu. Bagaimana? Harga stabil nggeh?,” tanya Gus Ipul kepada penjual bumbu.

Penjual berkerudung ini kemudian menjawab satu persatu masing-masing harga bumbu.

Mulai dari harga bawang merah , bawang putih, cabai, hingga kunyit.

“Bawang putih harganya Rp14 ribu Gus. Lumayan harga stabil. Gus Ipul tindak pasar harganya jadi stabil,” ujar penjual bumbu di hadapan Gus Ipul.

Tak cukup bertanya soal harga, Gus Ipul lantas membeli beberapa kilogram bumbu hingga kunyit.

Di dalam pasar, Gus Ipul lantas mencicipi es dawet yang disiapkan oleh seorang penjual.

“Esnya manis. Mantab. Seperti penjualnya,” canda kandidat nomor urut dua ini.

Di dalam pasar, Gus Ipul lantas bertemu dengan seorang ibu yang sesang hamil.

Perempuan tersebut juga minta didoakan oleh Gus Ipul. “Semoga kelak bayinya lahir bisa jadi presiden,” ucap Gus Ipul.

Gus Ipul mengatakan, di dalam program kepemimpinannya kelak, ia ingin melakukan revitalisasi pasar. Pasar nantinya harus bisa semakin ramah untuk anak.

“Nantinya pasar harus bersih. Toiletnya memadai. Pembeli dan pedagang bisa sama-sama nyaman,” urai Wakil Gubernur Jatim dua periode ini.

Pihaknya nantinya juga akan memberikan pendampingan kepada penjual agar bisa menyesuaikan produk yang diju dengan kebutuhan masa kini.

Mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal ini juga menyoroti harga yang kerap kali tak stabil. Menurutnya, untuk menjaga kestabilan harga, pihaknya akan bersama sama dengan pemerintah daerah dan pusat untuk memberikan regulasi yang mendukung penjual sekaligus petani.

“Kita sering dengar harga komoditi tertentu naik. Namun hal ini tak bisa dilihat secara sepotong-sepotong. Sebab ini kan kebijkannya terbagi untuk pemerintah pusat, provinsi, dan daerah,” jelasnya. (*)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *