PONOROGO, beritalima.com- Petani di Ponorogo, Jawa Timur, tidak bakal kesulitan mendapatkan pupuk. Pasalnya, 93.249 ton pupuk bersubsidi siap didistribusikan kepada para petani yang tergabung dalam kelompok-kelompok tani di Kota Reog. Jumlah ini dipastikan cukup memenuhi kebutuhan pupuk dengan penggunaan sesuai dosis anjuran.
Staf Perwakilan Daerah Penjualan PT Petrokimia Gresik wilayah Ponorogo, Magetan dan Pacitan, Ahmad Solichun, mengatakan, sesuai Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) jumlah pupuk yang akan didistribusikan tahun ini meliputi 26.906 ton urea, 6.740 ton SP36, 16.599 ton ZA, 23.359 ton NPK dan 19.645 ton pupuk organik.
“Dengan jumlah ini maka pemenuhan pupuk pada luas lahan yang ada selama tiga musim tanam termasuk mencukupi. Untuk urea, tiap hektare lahan rata-rata alokasinya adalah sebanyak 2.501 kg pupuk. Urea sebanyak itu untuk tiap hektare tergolong cukup bagi tanaman padi. Sesuai dosis kebutuhannya seperti itu,” terang Solichun, kepada wartawan, Senin 30 Januari 2017.
Untuk SP36, lanjutnya, tiap hektare sawah akan mendapatkan 62 kg. Jumlah ini seharusnya cukup. Sebab SP36 adalah pupuk substitusi yang bisa diganti dengan pupuk lain. Pupuk ZA akan teralokasi sebanyak 155 kg tiap hektarenya.
Sedangkan untuk NPK, jumlahnya mencapai 218 kg per hektare per tahun. Bagi tanaman, dosis ini sebenarnya sudah cukup baik. Namun karena dosis anjurannya adalah 300 kg, maka bisa disebut NPK kurang.
“Tapi kebutuhan zat dalam NPK bisa dipenuhi dari pupuk lain. Yaitu dari SP36 untuk zat P-nya untuk dan dari ZA untuk N-nya,” jelasnya.
Sementara untuk pupuk organik, alokasi perhektarnya mencapai 183 kg. Jumlah ini jauh dari cukup untuk pemenuhan unsur dalam tanah. Lagi-lagi pemakaian pupuk organik tergantung dari selera petani. “Ada yang sudah sadar pakai pupuk organik ada yang belum,” lanjutnya.
Sebenarnya, dosis anjuran untuk pupuk organik adalah 500 kg per hektare. Sehingga kekurangan dari alokasi 183 kg ini bisa dipenuhi dengan kompos dan pupuk kandang dari petani sendiri. Dengan alokasi ini, ia yakin tidak akan terjadi kelangkaan pupuk selama 2017. Sebab angka alokasi pupuk ini sudah tergolong aman untuk memenuhi kebutuhan hara tanam.
“Tapi kalau ada Upaya Khusus (Upsus) seperti upaya tambah tanam yang memang belum masuk dalam jatah (RDKK) maka dosis perhektare akan kurang karena pupuk yang ada akan terpakai dulu oleh tambah tanam. 2016 lalu, tambah tanam mencapai 7 ribu hektare, tahun ini berapa (tambah tanam dalam upsus) kita belum tahu,” paparnya.
Sampai dengan triwulan ketiga, ia yakin pemenuhan pupuk tidak akan menemui masalah. Apalagi, bila terjadi kekurangan, sesuai ketentuan Menperindag dan SK Bupati, pihaknya masih bisa mengalokasikan pupuk bulan berikutnya asal tidak melebihi satu tahun.
“Pada September akan ada evaluasi sehingga akan ada pengajuan-pengajuan tambahan yang disebut realokasi. Tahun lalu (2016) ada realokasi sampai tiga kali. Satu kali di September Oktober dan satu kali di Desember. Itupun, terjadi di seluruh Indonesia tergantung musim dan faktor-faktor lain,” terangnya.
Direktur PT Buana Karya Surya Pratama, Sugeng Prawoto, salah satu distributor pupuk di Ponorogo, mengatakan, pihaknya telah siap untuk mendistribusikan pupuk sesuai kebutuhan. “Ya sudah sangat siap untuk menebus dan menyalurkan ke petani. Gudang juga sudah siap sehingga tidak ada keterlambatan,” kata Sugeng. (Rohman/Dibyo).
Foto: Istimewa/Ilustrasi