Di Pujasera Bisnis, Jamhadi Paparkan Peluang dan Pengembangan Bisnis

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com | Pujasera Bisnis 2019, ajang untuk sharing dan belajar bisnis, konsultasi dengan para pakar dan praktisi yang diselenggarakan Connectpedia mendapat antusias dari para peserta.

Acara tersebut menghadirkan sejumlah narasumber dari perusahaan bonafit. Ajang ini juga sebagai sarana belajar bisnis.

Beberapa sharing dan belajar bisnis yang ada ialah family business strategy, HR strategy, digital & IT transformation strategy, marketing & branding strategy, finance & cashflow strategy, dan organization development strategy.

Acara dengan tema “Impactful Collaboration” ini digelar selama 4 hari, 6 sesi, 18 narasumber, 30 konsultan, dan 600 peserta. Dan yang jadi keynote speaker adalah Dr Ir Jamhadi MBA, Ketua Kamar Dagang Dan 3 (KADIN) Kota Surabaya sekaligus Tim Ahli KADIN Jawa Timur.

Dalam sambutannya, Jamhadi mengatakan, Kota Surabaya harus mempunyai trigger ekonomi baru, salah satunya Pujasera Bisnis atau sharing dan belajar bisnis.

“Pujasera Bisnis ini mampu menyemangati bisnis yang diselenggarakan Connectpedia menyemangati dunia usaha, mulai anak sekolah, pasca sekolah, dan umum,” ujarnya.

Di era disrupsi ini, lanjut Jamhadi, bisnis tidak bisa sendiri tapi harus kolaborasi. Di Jawa Timur, khususnya Kota Surabaya, banyak peluang bisnis yang bisa dioptimalkan.

Jamhadi mengatakan, ada 5 sektor usaha yang terus tumbuh melesat di Kota Surabaya. Kelima bisnis itu diantaranya sektor makanan dan minuman (mamin), fashion, Information and Communication Technologies (ICT), kerajinan, dan farmasi.

“Sektor mamin tumbuh 9%, jauh dari ekonomi Jawa Timur 5,1%, lalu belanja ICT sebesar Rp 31 triliun, dan farmasi yang permintaannya banyak. Dengan kenali potensi Jatim dan Surabaya, bisa memetakan sekiranya dari sektor mana yang bisa dioptimalkan untuk berbisnis,” kata Jamhadi.

Besarnya potensi berbisnis di Jawa Timur atau Surabaya ini membuat ketertarikan investor masuk. Di Jawa Timur, dari 38 FDI (foreign direct investment), sebanyak 15 FDI terdapat di Surabaya. Lainnya tersebar di beberapa kawasan industri di Jawa Timur.

“Bicara Jawa Timur dan Surabaya ialah bicara peluang dan pengembangan. Dengan jumlah penduduk kurang lebih 39 juta itu butuh makanan dan minuman, pakaian, perhiasan, hiburan, dan obat-obatan atau farmasi. Alat pendukungnya ialah ICT dan infrastruktur,” kata Jamhadi. (Ganefo)

Teks Foto: Jamhadi (tengah, baju biru)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *