Di SMAN 1 Madiun, Siswa Tiap Satu Minggu Sekali Menjalankan Shalat Dhuha

  • Whatsapp

MADIUN, beritalima.com- Di tengah era globalisasi, tantangan bagi pelajar semakin berat. Kemajuan teknologi dan informasi tak hanya membawa dampak positif. Tapi juga dampak negatif. Karenanya, membentengi anak-anak dengan mental yang kuat dan berbudi baik penting dilakukan sejak dini.

Menurut Ketua MKKS SMA Kota Madiun, Imron Rosidi, berdasarkan paradigma pendidikan saat ini, guru memiliki peran ganda. Yakni, mengajar dan mendidik. Mengajar berkaitan dengan transfer ilmu. Sedangkan, mendidik berkaitan dengan karakter.

Imron menuturkan, di era global saat ini, peran guru sebagai pengajar semakin berkurang. Dengan kemajuan teknologi, apapun bisa dicari melalui internet.

‘’Kalau dulu harus tanya guru atau buku, sekarang tanya mbah Google saja sudah ketemu jawabannya,’’ terang pria yang juga menjabat sebagai Kepala SMAN 1 Madiun sejak 2014 itu.

Di sisi lain, peran guru sebagai pendidik semakin bertambah. Anak-anak sangat mudah terpengaruh dengan berbagai hal. Apalagi, saat ini akses informasi semakin mudah. Belum tentu, diantaranya mengandung keterangan yang benar. Sehingga, dapat memengaruhi perkembangan anak.

Misalnya tentang rambu-rambu lalu lintas. Secara teori, para siswa paham fungsi dan aturannya. Namun, prakteknya belum tentu mereka melakukan sesuai dengan yang seharusnya.

‘’Learning to know-nya mereka tahu. Tapi learning to do dan learning to be ini yang masih sulit. Karenanya, sekarang guru-guru lebih menggalakkan pendidikan karakter,’’ paparnya.

Contoh lainnya adalah berkata kasar saat marah. Tak dapat dipungkiri, kata-kata kasar lebih mudah diucapkan ketika emosi. Guru harus bisa mengubah kebiasaan itu dengan menggunakan kata-kata yang lebih halus.

Khusus di SMAN 1 Madiun, lanjut Imron, mereka menerapkan kegiatan shalat berjamaah. Minimal, seminggu sekali anak-anak menjalankan shalat Dhuha. Yakni, saat pelajaran Agama. Setiap pekan, pendidikan agama diberikan selama 3 jam pelajaran. Satu jam pelajaran digunakan untuk shalat Dhuha.

Begitu pula saat Jumat. Para siswa laki-laki dikumpulkan untuk shalat Jumat berjamaah di aula sekolah. Murid perempuan shalat Dhuhur berjamaah di mushola. Sementara, murid agama lainnya dikumpulkan untuk diberi pengarahan dari guru pembimbingnya.

Hal-hal tersebut merupakan upaya antisipasi yang dilakukan pihak sekolah untuk menghadapi perkembangan selama ini. Guru hanya bisa memperbaiki perilaku anak ketika masih di lingkungan sekolah. Harapannya, sikap baik yang dicontohkan sekolah dapat diterapkan siswa di lingkungan luar.

Pendidikan karakter yang intens tak hanya memupuk perilaku baik dalam diri siswa. Tetapi juga menguatkan mental agar mampu bersaing secara global. Sehingga, dapat meningkatkan prestasi. Baik akademik maupun nonakademik.

Imron menuturkan, secara umum pendidikan di Kota Madiun mengalami kemajuan. Banyak prestasi yang diraih oleh anak-anak Madiun.

Salah satu indikasinya mengacu beberapa tahun lalu. SMAN 3 Madiun ditunjuk sebagai Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) yang mana itu merupakan penunjukan pertama 100 sekolah di Indonesia. ‘’Salah satunya ada di Kota Madiun dan bekerjasama dengan Cambridge University di Inggris,’’ ujarnya.

Tak hanya itu, saat ini SMAN 2 Madiun ditunjuk sebagai sekolah rujukan. Bahkan, menjadi salah satu sekolah unggulan di Jawa Timur. Selain itu, SMAN 1 Madiun ditunjuk menjadi sekolah model. Adapun sekolah rujukan merupakan percontohan bagi sekolah lainnya baik dalam hal manajemen, proses pembelajaran, maupun prestasi. Sekolah rujukan juga membina sekolah lain di sekitarnya.

Sedangkan, sekolah model adalah sekolah yang ditetapkan dan dibina oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) untuk menjadi sekolah acuan bagi sekolah lain di sekitarnya dalam menerapkan sistem penjaminan mutu pendidikan secara mandiri.

Prestasi yang baik itu juga didukung oleh kompetensi guru. Berdasarkan hasil Uji Kompetensi Guru (UKG), saat ini nilai rata-rata guru di Kota Madiun sudah melebihi rata-rata nasional. Nilai minimal UKG yang ditetapkan pemerintah adalah 55. Sementara, para guru sudah berhasil meraih nilai di atas 60. ‘’Kalau gurunya baik dan siswanya baik, maka prestasi pendidikan di Kota Madiun juga akan semakin meningkat,’’ imbuhnya.

Upaya peningkatan kompetensi guru salah satunya dilakukan melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Dalam wadah itu, para guru bisa saling berbagi pengalaman dan pengetahuan agar bisa meningkatkan metode pengajarannya. ”Selain itu, workshop juga dilakukan oleh pemerintah maupun lembaga tertentu untuk meningkatkan kompetensi guru. Harapannya, pendidikan di Kota Madiun meningkat lebih baik lagi,’’ tandasnya. (Kominfo).

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *