SURABAYA, beritalima.com – Seperti biasa setiap kali terjadi peristiwa yang mengakibatkan korban luka-luka atau meninggal dunia, BPJS Ketenagakerjaan juga langsung beraksi cepat.
Demikian pula ketika terjadi peristiwa bom bunuh diri di 3 gereja di Surabaya, Minggu (13/5/2018) pagi,
Kantor-Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan di Surabaya dan sekitarnya, serta Kantor Wilayah BPJS Ketenagakerjaan Jawa Timur, spontan memonitor, meski saat itu hari libur.
Aksi proaktif itu di antaranya meminta informasi ke pihak-pihak terkait seperti kepolisian, rumah sakit dan gereja. Mereka mencari tahu adakah peserta BPJS Ketenagakerjaan yang ikut jadi korban.
Hingga sore hari baru diketahui, 3 peserta BPJS Ketenagakerjaan ikut jadi korban ledakan bom bunuh diri di 3 gereja di Surabaya pagi itu. Dua di antaranya terdaftar di Cabang Surabaya Karimunjawa, dan satunya lagi peserta Cabang Sidoarjo.
Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Surabaya Karimunjawa, Suharto, mengatakan, dua peserta BPJS Ketenagakerjaan Cabang Surabaya Karimunjawa yang jadi korban bernama Siti Mukarimah dan Sutanto. Keduanya luka parah.
Suharto menuturkan, Siti Mukarimah adalah perawat RS Wiliam Booth. Saat itu Siti sedang dalam perjalanan pulang kerja shift malam. Ia mengendarai motor lewat Jalan Arjuno.
Di depan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS), Siti berada persis di belakang mobil Avanza pembawa bom yang dikemudikan teroris bernama Dita. Bom teroris itu pun meledak dahsyat.
Siti dan puluhan korban bergelimpangan. Siti yang sedang hamil 5,5 bulan dilarikan ke rumah sakit tempatnya bekerja, RS Wiliam Booth. Ia mengalami luka bakar di bagian wajah, kaki dan tangan.
Sedangkan Sutanto, jadi korban ledakan bom saat sedang ibadah di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela (GKSMTB) Jalan Ngagel. Karyawan PT.Japfa Comfeed ini kini masih dirawat di RS Premiere.
BPJS Ketenagakerjaan Cabang Surabaya Karimunjawa hadir di masing-masing rumah sakit tempat Siti dan Sutanto dirawat, Senin (14/5/2018) pagi. Mereka di antaranya Kabid Pemasaran Penerima Upah (PU) Dyah Swasti K dan Kabid Pelayanan Zakiah.
Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Surabaya Karimunjawa, Suharto, menyampaikan rasa prihatin dan bela sungkawa yang mendalam pada kedua korban dan keluarganya, serta pada para korban lainnya.
“Semoga para korban segera sembuh, dan keluarganya diberi kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi musibah ini,” ucap Suharto.
Deputi Direktur BPJS Ketenagakerjaan Wilayah Jatim, Dodo Suharto, menyampaikan hal yang sama. Dodo mengatakan, pihaknya siap memberikan jaminan biaya perawatan pada Siti Mukarimah sampai sembuh dan tanpa batas.
Dodo juga menyatakan akan memberikan santunan upah selama peserta tidak bekerja, yakni 100% selama 6 bulan pertama, 75% selama 6 bulan kedua, dan seterusnya hingga 50%, serta bantuan pendampingan sampai peserta dapat kembali bekerja.
Dijelaskan, BPJS Ketenagakerjaan memberikan jaminan kepada pekerja yang terdaftar dan masih aktif, yang mengalami risiko kerja, mulai dari perjalanan pergi, pulang dan di tempatnya bekerja.
Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Surabaya Karimunjawa, Suharto, menandaskan, dalam musibah ini pemerintah turun tangan dan menanggung bea pengobatan semua korban ledakan bom di luar yang menjadi tanggungan BPJS Ketenagakerjaan.
Dalam hal ini, jelas Suharto, Siti Mukarimah adalah peserta BPJS Ketenagakerjaan Surabaya Karimunjawa yang mempunyai hak untuk mendapatkan jaminan kecelakaan kerja. Hal ini beda dengan Sutanto, kendati peserta tapi yang dialami bukan kecelakaan kerja, melainkan sedang ibadah.
Sedangkan satu korban lainnya atas nama Nuchin. Karyawan PT Boga Lestari ini meninggal dunia akibat ledakan bom di GPPS Jalan Arjuno saat berangkat kerja. Santunan JKM dan JHT serta bea pendidikan anak sejumlah Rp 49 juta sudah diserahkan BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sidoarjo ke ahli warisnya, Senin (14/5/2018). (Ganefo)
Teks Foto: BPJS Ketenagakerjaan Cabang Surabaya Karimunjawa saat mengunjungi korban bom teroris di RS Wiliam Booth Surabaya.