KUPANG, beritalima.com – Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) memaksa mahasiwa asal Sumba (Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat dan Sumba Barat Daya) yang sementara menempuh pendidikan di Bali tidak bisa pulang ke Bumi Sandelwood.
Tentu saja dengan segala keterbatasan, mereka bertahan di rumah kos masing-masing. Sebagian besar mahasiswa asal Sumba di Bali, selain menempuh pendidikan, mereka juga bekerja di perusahaan, tetapi itupun banyak kehilangan pekerjaan akibat dirumahkan/PHK (pemutusan hubungan kerja).
Di tengah pandemi Covid-19, mereka berharap adanya perhatian dari pemerintah daerah, empat kabupaten (Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat, dan Sumba Barat Daya (SBD), Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Ketua Gabungan Mahasiswa Asal Sumba Timur (GAMASTIM) – Bali, Rimsianus Kahumbu Nggiku, menyampaikan hal itu ketika dihubungi wartawan media ini melalui sambungan telponnya, Jumat (22/5/2020).
“Kami sebagai mahasiswa di Bali yang kena dampak covid-19, yang masih ada di tanah rantau, semua kami turuti dan taati peraturan dan imbauan yang dikeluarkan oleh pemerintah,” ujarnya.
Umbu Yewa menambahkan, selama pandemi Covid-19, mereka mendapat bantuan sembako dari HIKMAST-Bali.
Karena itu, para pengurus organisasi mahasiswa dari empat kabupaten, yaitu Ketua Gabungan Mahasiswa Asal Sumba Timur (GAMASTIM) – Bali, Rimsianus Kahumbu Nggiku, Ketua IKMAST – Bali, Andreas Pega Sabaora, Ketua HIBMASBA – Bali, Ardianto Dapa Loka, dan Ketua HIMAWA – Bali, dan Petrus Ngogo Kunda, menggelar Diskusi Online Mahasiswa Sumba di Bali, dengan tema : Kondisi Mahasiswa Asal Sumba – Bali di Tengah Pandemi Covid-19.
Dalam diskusi tersebut, mereka berharap agar pemerintah daerah di empat kabupaten merealisasikan bantuan sosial kepada mahasiswa yang sementara menempuh pendidikan di Bali yang terdampak Covid-19. (L. Ng. Mbuhang)