Di Tengah Pandemi Covid-19, Pertumbuhan Ekonomi NTT Triwulan III Membaik

  • Whatsapp

KUPANG, beritalima.com – Di tengah pandemi Coronavirus Disease (Covid-19), pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada triwulan III mulai membaik.

Hal itu disampaikan Kepala Bank Indonesia (BI) Nusa Tenggara Timur, I Nyoman Ariawan Atmaja, dalam pidatonya pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2020 di Kantor Perwakilan BI NTT, Kamis (3/12/2020).

PTBI 2020, hadir Wakil Gubernur NTT, Josef A. Nae, Soi serta pimpinan perbankan dan undangan lainnya.

Pertemuan Tahunan Bank Indonesia tahun ini mengangkat tema “Bersinergi Membangun Optimisme Pemulihan Ekonomi”. Sebuah tema yang sangat relevan untuk bekerjasama mendorong pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi COVID-19 khususnya Provinsi NTT.

Dikatakan Nyoman, Pandemi COVID-19 menahan laju ekonomi nasional dan Provinsi NTT pada semester 1, Tahun 2020. Pada triwulan 3 tahun 2020, perekonomian NTT secara bertahap mulai membaik, didorong oleh permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga dan investasi seiring kebijakan adaptasi kebiasaan baru.

“Ekonomi NTT pada triwulan 3, 2020 tercatat tumbuh 3,06% (qtq), meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 0,89% (qtq), dipengaruhi oleh akselerasi lapangan usaha jasa pendidikan, administrasi pemerintahan, dan konstruksi,” ujarnya.

Secara tahunan, kontraksi ekonomi NTT berkurang menjadi 1,68% (yoy) dibandingkan dengan triwulan 2, 2020 sebesar 1,99% (yoy). Konsumsi rumah tangga membaik seiring peningkatan mobilitas serta stimulus fiskal. Sektor eksternal membaik, tercermin dari berkurangnya defisit neraca perdagangan.

Dari sisi lapangan usaha, lanjut Nyoman, sektor pertanian, administrasi pemerintahan, perdagangan, serta konstruksi merupakan kontributor utama pertumbuhan ekonomi NTT sehingga menjadi faktor penentu pemulihan ekonomi.

Dia juga menjelaskan bahwa dari sisi perkembangan harga, inflasi Provinsi NTT sepanjang tahun 2020 tetap terjaga. Hingga bulan November, inflasi tercatat 0,56% (yoy) lebih rendah dibandingkan nasional sebesar 1,59% (yoy).

Inflasi di tiga kota penghitungan NTT yakni Kupang, Maumere, dan Waingapu tercatat 0,23% (yoy), 2,70% (yoy), dan 1,07% (yoy).

Secara umum, inflasi dipengaruhi oleh kenaikan harga komoditas bahan makanan di tengah membaiknya permintaan dan keterbatasan pasokan serta tarif angkutan udara.

“Kami sangat mengapresiasi seluruh upaya yang telah kita lakukan bersama melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota. Demikian pula upaya keras Satgas Pangan di bawah koordinasi POLDA NTT yang terus bekerja sama dan berkoordinasi erat sepanjang tahun 2020 ini, dalam mengimplementasikan Roadmap Pengendalian Inflasi TPID Provinsi NTT dengan tagline “4K” yakni Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif,” kata Nyoman menambahkan.

Sinergi yang telah terjalin dengan baik tersebut mendapatkan apresiasi dari Tim Pengendalian Inflasi Pusat dengan masuknya TPID Provinsi NTT, TPID Sikka, dan TPID Manggarai sebagai nominasi TPID terbaik di wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. (L. Ng. Mbuhang)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait