JAKARTA – Meskipun di tengah pandemic COVID-19, tidak membuat PT Aesler Grup Internasional Tbk (Aesler) perusahaan yang bergerak di bidang arsitektur untuk menjalankan aksi korporasinya dalam mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan seremonialnya dilakukan secara virtual. Tercatatnya saham Aesler (kode saham “RONY”) merupakan langkah terakhir dari proses pelaksanaan Penawaran Umum Perdana Saham yang sudah dipersiapkan Aesler dalam beberapa bulan terakhir.
Melalui penawaran umum tersebut, Aesler menawarkan saham baru kepada publik sebanyak 250.000.000 (dua ratus lima puluh juta) lembar saham atau setara dengan 20% jumlah modal ditempatkan dan disetor. Saham tersebut dikategorikan sebagai efek Syariah oleh Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”).
Presiden Direktur, Jang Rony Yuwono mengatakan Aesler berhasil menghimpun dana sebesar Rp 25 miliar, yang mana sekitar 55%-nya akan digunakan untuk pembelian alat seperti komputer untuk real-time rendering dan mesin fit-out, sedangkan 45% sisanya akan digunakan untuk modal kerja Perseroan.
“Dengan adanya penambahan teknologi yang digunakan, kami berharap dapat bekerja dengan lebih cepat dan efisien walaupun kita dalam keadaan menghadapi pandemi global. Sehingga bisa menghasilkan pendapatan lima kali lebih besar dibandingkan periode sebelumnya sehingga bisa membuat dampak untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan tetap ada perputaran ekonomi, juga turut membantu pemerintah ”, kata Jang Rony di kantornya Noble House Tower, Jakarta (8/4).
Jang Rony menambahkan bahwa tercatatnya Aesler di BEI merupakan key milestone dalam perjalanan Aesler. Dengan menjadi perusahaan publik, Aesler akan melangkah sebagai perusahan yang accountable, transparan dan bertanggungjawab kepada seluruh investor, masyarakat dan seluruh stakeholders dalam menjalankan bisnisnya.
“Kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan publik yang telah ikut berpartisipasi pada saham Aesler. Perlu diketahui bahwa Aesler merupakan perusahaan arsitektur pertama yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Kami yakin bahwa dana yang dihimpun dari masyarakat melalui penawaran umum ini dapat mendorong pertumbuhan dan pengembangan bisnis Aesler sehingga dapat menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang,” tambah Jang Rony.
Aesler yang merupakan perusahaan arsitektur pertama yang melantai di bursa ini pada akhir tahun 2020 diproyeksikan akan bertumbuh sebesar 67,40% dibandingkan dengan pendapatan pada akhir tahun 2019, dengan pertumbuhan laba bersih sebesar 38,26%. Hal ini disebabkan terdapat beberapa kontrak baru yang diperoleh Aesler dan juga terdapat tambahan pendapatan lain yang mulai ditekuni oleh Aesler setelah mendapatkan dana penawaran umum.
Jang Rony menyampaikan juga bahwa di tengah wabah pandemi ini perusahannya justru mendapat kontrak baru karena ada beberapa perubahan yang terjadi dalam dunia perkantoran.
“Kita malah dapat kontrak-kontrak baru misalkan kantor kini banyak yang diperkecil dan dibuat ekosistem baru misalkan coworking space. Dan juga kini karena anjuran pemerintah perihal Work From Home, permintaan perihal konsep hunian juga bertambah,” tutup Jang Rony yang juga telah merancang proyek keluarga BJ Habibie yang membangun tower pencakar langit setinggi 350 meter.