JAKARTA, Beritalima.com– Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengungkapkan, Indonesia mengabdikan politik luar negeri membangun dunia damai, bebas dari konflik dan permusuhan. Artinya, mewujudkan dunia yang menjunjung tinggi prinsip kemanusiaan.
Sejarah sudah mencatat, Indonesia selalu menampilkan citra bangsa yang cinta damai. Karena itulah Indonesia selalu bersedia berperan aktif menjaga perdamaian dunia, sejalan dengan kebijakan politik luar negeri yang bebas aktif.
Hal tersebut dikatakan politisi senior Partai Golkar itu dalam diskusi dengan akademisi Victoria University of Wellington, di Wellington, Selandia Baru, Jumat (9/11) pagi.
Dalam acara ini hadir juga Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya, Pengamat Politik Prof Dewi Fortuna Anwar, anggota DPR RI, Mukhamad Misbakun, Ahmadi Noor Supit, Akbar Faisal, Masinton Pasaribu, Staf Khusus Ketua DPR RI, Yahya Zaini dan Yorrys Raweyai.
Dari Victoria University of Wellington hadir antara lain Prof David Capie, Prof Malcolm McKinnon, Prof Roberto Rabel, Manjeet Pardesi, Terrence O’Brien, Jim Rolfe, Peter Rider serta Dr Eva Nisa.
Dipercayanya Indonesia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan (DK) PBB 2019-2020 mewakili wilayah Asia-Pasifik, kata Bambang, adalah bentuk nyata kepercayaan komunitas internasional atas peran Indonesia menjaga perdamaian dunia.
Sebelumnya, Indonesia tiga kali menjadi anggota tidak tetap DK PBB, terakhir 2007-2008. “Dipercayanya Indonesia sebagai anggota tidak tetap DK PBB merupakan salah satu prestasi besar Indonesia di kancah dunia.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menuturkan, Indonesia merupakan negara yang begitu peduli dengan perdamaian. Sebagai bangsa yang heterogen, terdiri dari berbagai suku, agama, ras dan kepercayaan, Indonesia telah terbukti mampu menjadi bangsa yang toleran dan penuh kedamaian.
“Indonesia yang majemuk dapat tumbuh menjadi negara demokrasi serta terhindar dari perpecahan, karena mempunyai platform bersama yakni Panca Sila. Panca Sila menjadi payung dalam melindungi kemajemukan masyarakat Indonesia. Sehingga, kelompok mayoritas dan minoritas dapat hidup berdampingan secara rukun dan damai,” urai Bamsoet.
Lebih jauh, Wakil Ketua Umum Kadin tersebut menuturkan, setelah 20 tahun reformasi, Indonesia kini tumbuh menjadi negara demokrasi terbesar di dunia setelah Amerika Serikat dan India. Indonesia berhasil menyelenggarakan empat kali pemilu legislatif, tiga kali pemilihan presiden langsung dan ratusan kali pemilihan kepala daerah langsung secara demokratis, damai dan tanpa gejolak yang berarti.
Dengan pemilu yang demokratis, kata laki-laki yang akrab disapa Bamsoet ini, terbentuklah pemerintahan yang legitimate dan stabil, sehingga agenda pembangunan dapat dijalankan.
“Ekonomi Indonesia tumbuh rata-rata di atas 5 persen pertahun, kesejahteraan masyarakat meningkat, jumlah penduduk miskin turun setiap tahun, kini tinggal sekitar 26 juta orang atau 10 persen dari jumlah penduduk Indonesia,” terang Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan TNI dan Polriini menuturkan, salah satu unsur penting dalam demokrasi, adalah kebebasan dan kesetaraan dalam masyarakat. Di Indonesia, kebebasan menyampaikan pendapat dijamin undang-undang.
“Pers sebagai pilar keempat demokrasi tumbuh menjadi saluran yang efektif bagi penyampaian kritik kepada pemerintah, lembaga perwakilan dan lembaga lainnya. Kelompok sipil berkembang serta berperan dalam setiap penyusunan kebijakan pemerintah, termasuk dalam penyusunan UU.”
Tak hanya itu, pengangkatan pejabat publik dipilih masyarakat, baik langsung maupun tidak. Di Indonesia juga terdapat lembaga semi pemerintah untuk meningkatkan pengawasan dan pelayanan masyarakat antara lain: Komisi Yudisial (KY), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) serta Komisi Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).
Indonesia juga berhasil melaksanakan otonomi daerah. Dulu pertumbuhan ekonomi hanya ada di Jakarta. Sekarang banyak daerah berkembang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru. “Otonomi daerah jadi solusi bagi ancaman perpecahan, sekaligus dapat menciptakan pemerataan pembangunan.”
Wakil rakyat Dapil VII Provinsi Jawa Tengah VII yang ini menandaskan, dengan demokrasi dan ekonomi yang stabil, Indonesia tampil di dunia internasional dengan penuh percaya diri.
Banyak prakarsa dilakukan Indonesia dalam berbagai forum internasional. Indonesia mempelopori Bali Democracy Forum yang diikuti 20 negara guna memperkuat kapasitas dan institusi demokrasi di negara-negara Asia.
Indonesia juga aktif mengambil peran dalam isu-isu perdamaian dan kemanusiaan, seperti penyelesaian konflik di Mindanau Pilipina Selatan, Myanmar, Afganistan serta Palestina.
Selain itu, Indonesia aktif dalam forum-forum ekonomi internasional, seperti IMF, World Bank, APEC, World Economic Forum, AFTA, NAFTA. Baru-baru ini Indonesia menjadi tuan rumah Annual Meetings IMF-World Bank Group 2018 yang dikuti 4.000 orang lebih dari 189 negara di seluruh dunia.
DPR RI ikut aktif memperkuat peran diplomasi Indonesia di berbagai forum internasional, baik bilateral maupun multilateral. DPR berhasil membangun hubungan yang baik dengan parlemen negara-negara di dunia.
“Hubungan ini sangat penting guna membangun saling pengertian terutama terkait dengan isu-isu seputar keamanan, perdamaian, kelautan dan lingkungan,” kata Bamsoet.
Sebagai komitmen menjalankan idelogi Panca Sila dan amanat pembukaan UUD 1945, kata Bamsoet, DPR selalu aktif di berbagai organisasi internasional untuk menyuarakan toleransi dan perdamaian dunia.
Antara lain dalam forum Inter Parliamentary Union (IPU), Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC), Asia Pacific Parliamentary Forum (APPF), Asian Parliamentary Assembly (APA), ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA), serta masih banyak lagi forum parlemen dunia lainnya. (akhir)