Dia yang Kurindu, Ayah

  • Whatsapp
Ilustrasi : (istimewa)

beritalima.com – “Semangat kuliahnya mba, belajar yang rajin agar nilainya bagus, berteman yang baik, jangan tidur malem terus, kalo ada apa-apa bilang ayah,” pesan ayah.
Ya, sungguh merdu kalimat tesebut meskipun hanyaa berupa pesan singkat dari SMS cukup membuat hatiku merasakan hangatnya kaasih sayang seorang ayah.

Berkulit sawo matang, rambut bak aktor tahun 90 memiliki kumis tebal yang menghiasi wajah, lengkap dengan logat khas betawinya adalah sekilas yang bisa aku gambarkan tentang super heroku sekaligus ayahku.
Aku teringat suaranya di pagi hari yang selalu membangunkanku untuk sholat subuh yang terkadang aku sangat sulit untuk di bangunkan. Sekarang berbeda, aku hanya bisa mendengar suara alarm yang aku pasang sebelum tidur untuk membangunkanku ketika subuh.

Di setiap pagi yang ku rindukan, aku melihat cahaya mata yang terang benderang. Di setiap pagi yang selalu ku nantikan ku saksikan keceriaan yang limpah ruah dari sosok ayahku. Ku lihat derai semangat yang menggebu-gebu ketika pertama kali aku masuk kuliah.

Awal masuk kuliah adalah hal yang paling kutunggu-tunggu dan awal yang paling menyedihkan karena aku akan meninggalkan rumah. Ayahku menjadi seseorang yang paling khawatir dengan anak kesayangannya itu. Bukan berarti ayahku tidak sayang dengan anak yang lainnya, tapi karena aku sangat dekat dengan ayah.

Setiap malam ayahku selalu menelfon, “mba dimana?” “udah makan belum,” “kabarin ayah kalo udah sampai tempat kos,” “minggu depan pulang ngga?” Menjadi pertanyaan dan kalimat yang sering ia tanyakan padaku.
Bagiku ayah adalah salah satu seseorang yang paling berharga dalam hidupku setelah ibu. Aku tahu begitu ia menahan lelahnya untuk kebahagiaan keluarganya, untuk sekolah anaknya, dan untuk kesuksesan anaknya. Membanting tulang bekerja dari pagi hingga malam untuk menafkahi keluarganya.

Ayah adalah orang pertama yang selalu membelaku ketika aku benar,ayah adalah orang pertama yang mengajarkanku apa itu keberanian dan kesabaran, ayah adalah orang pertama yang menangkapku ketika aku jatuh, dan ayahku akan selalu menjadi lelaki pertama yang aku cintai.

Dwi Gita Anjani
Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta
Jurusan : Teknik Grafika Penerbitan (Jurnalistik)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *