JAKARTA, Beritalima.com– Mendapat ancaman dari pihak kampus dan melarang panitia menggunakan Aula Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta sebagai tempat acara, Seminar Kebangsaan dengan pembicara Ferry Mursidan Baldan dan Sudirman Said tetap digelar.
Dua pembicara itu merupakan mantan menteri di Kabinet Kerja Kerja Kerja pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ferry Mursidan Baldan merupakan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR.BPN) sebelum digantikan Sofyan Djalil, sedangkan Sudirman Said adalah Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) sebelum jabatan itu dipercayakan kepada Ignatius Jonan.
Hanya saja, Ferry maupun Sudirman saat ini adalah tim sukses calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno. Prabowo-Sandi bakal bersaing dengan pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin (Jokowi-Amin) untuk memperebutkan kursi presiden dan wakil presiden pada Pilpres 17 April tahun depan.
Tidak diizinkan menggunakan Aula Fakultas Pertanian UGM, Ketua panitia Seminar Kebangsaan UGM, Jibril Abdul Aziz setelah berembuk dengan nara sumber. Akhirnya penyelenggaraan seminar dialihkan ke sebuah Rumah Makan di Sleman, Yogyakarta. Acara yang dijadwalkan pukul 10.30 WIB itu akhirnya baru digelar pukul 16.00 WIB.
Seperti diberitakan sejumlah media, panitia seminar kebangsaan UGM, Jibril Abdul Aziz mengaku mendapat ancaman Drop Out (DO) dari pihak kampus. Hal itu muncul seiring dengan keputusan mendadak dari Fakultas Peternakan UGM yang mencabut izin pemakaian auditorium sebagai lokasi seminar.
Mahasiswa Fakultas Peternakan UGM angkatan 2014 itu mengaku tidak mengetahui persis apa alasan ancaman yang dilontarkan kepada dirinya. “Bukankah yang semacam ini justru sebenarnya yang merusak UGM. Bak pahlawan kesiangan, pihak UGM malah melakukan tuduhan yang semakin ngawur,” kata Ferry Mursyidan Baldan dalam keterangan melalui WhatsApp (WA) kepada awak media, Minggu (14/10) malam.
Acara Seminar tetap berlangsung meski harus pindah tempat, dari UGM ke sebuah Rumah Makan di jalan raya Magelang, Sleman. Masih menuduh juga soal Kampanye di Kampus? “Sikap-sikap menuduh Panitia dengan berbagai latar belakang pikiran itu yang menjadi kisruh, apalagi terlibat pihak yang tidak mengetahui duduk perkara sebenarnya,” kata Ferry.
Yang semakin mengherankan, lanjut Ferry adalah sikap ngotot memyalahkan panitia. Panitia yang nota bene adalah mahasiswa UGM, membuat masalah ini menjadi semakin berkembang menjadi soal Pilpres.
“Karena itu tuduhan terhadap Prabowo yang disebut seakan merusak UGM. Malah pihak yang melarang atau tidak mengizinkan kegiatan itu digelar telah merusak UGM. Bayangkan implikasi masalah dengan menyebut nama Prabowo. Bukankah ini semakin menegaskan cara berpikir seperti itu yang memperkeruh keadaan dan merusak citra karena membawa masalah pada kontestasi Pilpres.”
Dikatakan Ferry, seminar sudah berlangsung sesuai dengan tema. “Kini tersisa pikiran-pikiran untuk pembelaan diri, dengan aneka tuduhan-tuduhan yang aneh.
“Biarlah mahasiswa itu mengalami kejanggalan, semoga bisa jadi pelajaran buat mereka sebagai proses pematangan diri bagi tumbuhnya etos kepemimpinan sesuai tema seminar,” demikian Ferry Mursidan Baldan. (akhir)