Bandung – PT Pindad International Logistic (PT PIL) mendapatkan apresiasi dari Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Dr. rer. nat. Budi Sulistyo, M.Sc terkait challenge yang diberikannya untuk mengekspor ikan segar ke luar negeri. Untuk ekspor ikan dari Indonesia bagian timur, perusahaan tersebut bekerja sama dengan Perkumpulan Pelaku Logistik Indonesia (PPLI) untuk membuat grand desain berupa visibilitas study, seperti dikatakan oleh Direktur Utama PT PIL Suresh Ferdian pada Sabtu (14/10/2023) di Bandung.
“Masih ada waktu dua bulan lagi untuk merencanakan secara makro dan bersama-sama dari hal kecil sampai teknisnya dengan perusahaan yang telah bergabung dengan PT PIL. Terpenting sih ada grand desain dan visibilitas study, sehingga para pelaku usaha ekspor atau nelayan tak kesulitan. Jadi, lebih baik dikirim langsung dari Ambon. Apalagi ketersediaan ikan dari Ambon dan sekitarnya sangatlah besar jumlahnya,” kata Suresh Ferdian.
Suresh Ferdian juga mengatakan, semua di luar ekspektasi mereka yang awalnya memprediksi ekspor ikan dari Manado atau Denpasar. Tapi ternyata justru dari Ambon.
PT PIL akan mencoba bersinergi dengan beberapa pihak, seperti Kementerian Perhubungan udara, badan bea cukai, dan perusahaan-perusahaan processing. Mereka mengharapkan bandara di Ambon menjadi bandara ekspor yang sifatnya internasional.
“Kesiapan kami alhamdulillah. Per hari kemarin, tandatangan kerjasama dengan PPLI telah dilakukan, berbagai armada laut dan darat sudah lengkap, serta bekerjasama juga dengan Lion dan rimbun untuk armada udaranya,” kata Suresh Ferdian.
Suresh Ferdian menegaskan tentang kesegaran ikan yang dikirim hingga sampai ke tempat tujuan. PT PIL optimis ikan akan tetap segar meski dikirim ke luar negeri.
“Memang kami belum pernah lakukan ini. Tapi, kalau enggak dicoba enggak akan tahu. Jika ekspor ikan hidup kami sudah sering, semisal kerapu dan ikan hias ke Cina dan Amerika Serikat, juga Abu Dhabi. Lalu, kalau yang sekarang itu ikan tuna yang bisa hidup selama 9 jam, maka tantangan kami dari Ambon ke Cina bisa karena memakan hanya lima jam,” kata Suresh Ferdian.
PT PIL akan membuka cabang di wilayah Ambon sebagai kantor perwakilan. Agar pelayanan PT PIL tak semuanya harus ke Bandung.
“Ya, mungkin diawali kantor kecil namun representative, atau bisa saja langsung besar, kami belum tahu. Yang jelas, kami rencanakan wajib punya tempat di sana. Keinginan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) begitu mulia, yakni menaikkan potensi ekspor ikan ke luar negeri. Dari sisi nelayan dengan kebijakan KKP dengan PT PIL untuk bisa mempermudah proses dalam membuka bandara Ambon secara internasional,” kata Suresh Ferdian.
Sementara itu, Direktur PDSPKP Budi Sulistyo mengatakan pihaknya telah melakukan pendekatan modeling di Indonesia bagian timur. Tepatnya zona 3, dengan jenis ikannya ialah tuna, cakalang, tongkol, dan lainnya.
Ikan-ikan tersebut akan mereka kirim ke negara Cina, Jepang, Taiwan, dan Hongkong. Mereka berharap logistik ini menjadi upaya titik baru pelabuhan bandara ekspor Ambon yang mendekatkan hasil tangkapan fresh bisa terolah.
“Kami tegaskan untuk memperhatikan kualitas dan standar yang akan diterima negara importirnya. Jadi, pengirim harus ikuti standardisasinya, guna memenuhi apa-apa saja kebijakan dari negara importir supaya berjalan baik dan lancar,” kata Budi Sulistyo.
Budi Sulistyo juga mengatakan bahwa pertemuan PDSPKP dan PT PIL pada beberapa waktu lalu juga membahas pengoptimalan layanan logistik yang efisien. PT PIL menawarkan beberapa alternatif dalam membuat layanan logistik perikanan, salah satunya melalui udara.
“Kami harap ini menjadi langkah bagus dalam meningkatkan daya saing produk perikanan yang didukung dengan sistem logistik yang sangat bagus, terutama di Indonesia bagian timur, sehingga masing-masing zona diperkuat oleh sistem logistiknya,” kata Budi Sulistyo.
(Dilaporkan oleh Muhammad Fadhli)