JAKARTA, Beritalima.com– Sejak wabah virus Corona (Covid-19) di tanah air diumumkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) awal Maret 2020 di tanah memunculkan berbagai persoalan yang sangat kompleks, mulai dari kesehatan, pangan, energi hingga ekonomi.
Karena itu, legislator dari Dapil II Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Akmal Pasluddin meminta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sebagai lembaga tinggi negara yang memiliki konsentrasi lebih terhadap pengawasan persoalan limbah medis.
Soalnya, kata Andi Akmal, limbah medis penanganan pasien kena wabah virus Corona ini memiliki karakteristik khusus penanganannya karena virus mematikan ini selain mudah menyebar dan menulari orang, penelitian yang diterbitkan New England Journal of Medicine menunjukkan virus Corona bisa bertahan di luar tubuh manusia dalam durasi sangat lama dan cukup waktu untuk menulari manusia.
Misalnya, lanjut anggota Komisi IV DPR RI dalam keterangan pers yang diterima awak media, Rabu (22/4), virus ini bila berada di atas kardus, mampu bertahan 24 jam, bila di atas permukaan plastik atau logam stainless, bisa bertahan dua hingga tiga hari.
Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengungkapkan, selain persoalan ancaman langsung kehidupan manusia, ada persoalan yang tidak langsung tapi berujung pada terganggunya kehidupan manusia akibat bumi sebagai tempat berpijak menjadi terganggu.
Persoalan langsung adalah masalah ekonomi. Persoalan ini berawal dari social distansing yang memaksa setiap orang tetap di rumah. Pabrik, kantor, restauran, perhotelan, tempat wisata, sarana transportasi publik, semua terbatasi. Semua kegiatan bekerja berbagai sektor terhenti atau terkurangi.
Begitu juga proses perdagangan, baik dalam kota, antar kota bahkan antar negara. Kurs mata uang bergejolak. Semua gangguan ini mengganggu persoalan ekonomi baik keluarga, perusahaan hingga negara, mulai dari Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) hingga usaha kelas kakap, semua terganggu tidak terkecuali. “Hanya sedikit usaha yang menjadi meningkat tapi sangat kecil porsinya seperti usaha pembuatan alat medis termasuk APD dan masker, usaha frozen food, hingga usaha penyedia rapat online,” ungkap Andi Akmal.
Setelah ancaman gangguan yang secara langsung menimpa ummat manusia, gangguan secara tidak langsung adalah sampah medis yang berasal dari pasien positif wabah virus Corona. Hasil studi di China, negara pertama terkena wabah ini menunjukkan, penambahan limpah medis mencapai 6.066 ton per hari.
Pada studi itu, penyederhanaan informasinya mengukur setiap pasien positif Corona menghasilkan limbah medis 14,3 kg. Bumi yang menampung limbah ini akan bergejolak dan mengganggu kehidupan manusia akibat ekosistem yang buruk apabila penanganan sampah medis akibat pasien wabah virus Corona tidak di tangani secara baik. Bahkan pembakaran akan berakibat fatal meski berasumsi akan membunuh virus, sebab racun akibat pembakaran bakal memicu penyakit ganas lain.
Selain hal negatif akibat wabah virus Corona, Legislator asal Sulawesi Selatan II ini menemukan ada hal menarik dan positif terhadap bumi kita akibat pandemi covid-19. Bumi seolah sedang berpuasa terhadap aktifitas manusia sehingga terjadi perbaikan lingkungan terutama lapisan udara.
Berhentinya pabrik, minimalnya jumlah kendaraan yang beroperasi, menjadi pengurangan BBM yang sangat signifikan. Bahkan di dunia menunjukkan, harga minyak mentah turun drastis dalam sejaran dekade terakhir. Gunung Pangrango di Bogor terlihat dari Jakarta bila berada di gedung bertingkat yang selama ini tidak pernah terlihat.
Lapisan ozon merapat meski tidak tertutup secara sempurna. “Selamat Hari Bumi, 22 April 2020. Dibalik segala kesusahan yang dihadapi ummat, semoga yang maha kuasa memberi anugerah tempat untuk berpijak dan bernaung segala makhluq hidup termasuk manusia berupa bumi, udara dan air didalamnya yang semakin berkualitas. Pengampunan dan rasa syukur kita panjatkan kepada yang maha kuasa untuk mengembalikan segala kebaikan dalam kehidupan,” demikian Andi Akmal Pasluddin. (akhir)