Dibuka Pakde Karwo, Transaksi Dagang Capai Rp. 617 milyar

  • Whatsapp

Dalam rangka memperkuat peluang pasar dalam negeri dan mengoptimalkan sektor perdagangan antar pulau dan provinsi, serta memperingati HUT Jatim ke 71, Pemprov Jatim melakukan misi dagang prov. Jatim yang menghadirkan produk unggulan dari seluruh provinsi di Hotel Bumi, Surabaya , Kamis (6/10).

Misi dagang yang dibuka oleh Gubernur Jatim, Dr. H. Soekarwo tersebut membuahkan hasil positif dengan meraup nilai transaksi yang sangat besar yakni Rp. 617.452.650.000,-dengan rincian  membeli dari provinsi mitra sebesar Rp. 548.332.500.000.- dan menjual ke provinsi mitra sebesar Rp. 69.120.150.000,- dalam kurun waktu kurang lebih tiga jam. Angka tersebut bisa bertambah lebih banyak jika digabungkan dengan transaksi yang dihasilkan pada acara Jatim Fair nanti malam. Komoditi yang dibeli bahan baku penolong industri, rata-rata adalah komoditi sumber daya alam seperti kopra, kacang tanah, jahe merah, kayu merbau, sedangkan yang dikirim adalah beras dan bahan bangunan. Hal ini yang diharapkan Pakde Karwo bahwa Jatim tidak mengimpor barang bahan baku penolong dari luar negeri tapi justru memperoleh bahan baku tersebut dari provinsi lain.

Pakde Karwo sapaan akrab Gubernur Jatim, mendukung adanya  misi dagang di setiap ada kesempatan baik dalam negeri maupun luar negeri. Dengan  adanya misi dagang peluang kerja sama perdagangan dan investasi akan meningkat. “Business forum  merupakan kesempatan baik. Pemprov  Jatim akan memberikan kredit suku bunga murah melalui Bank Jatim bagi pihak yang akan bertransaksi,”  ujarnya.

Potensi transaksi perdagangan antar pulau yang dilakukan Jatim tiap tahunnya mengalami kenaikan. Pada tahun 2011 potensi transaksi perdagangan mencapai Rp. 463 triliun, dan meningkat pada tahun 2015  mencapai Rp. 804,578 triliun.”Pada Tahun 2015  surplus rp. 99,831 triliun. Oleh sebab itu,  kita dorong untuk meningkatkan kerjasama dagang antar pulau di Indonesia,” jelasnya.

Ia menjelaskan pelaku usaha harus mengoptimalkan perdagangan antar pulau. Karena, melalui perdagangan antar pulau akan memperkuat peluang pasar dalam negeri.Pihaknya memperkuat perdagangan pasar dalam negeri, yakni dengan membuat  kantor perwakilan dagang (KPD) di 26 provinsi di Indonesia.

Dampak positif adanya KPD tersebut bisa dilihat dari nilai transaksi yang telah terjadi. Potensi transaksi perdagangan antar pulau setiap tahunnya meningkat, pada tahun 2011 mencapai Rp. 463,35 triliun, angka tersebut meningkat dua kali lipat pada tahun 2015 yakni sebesar Rp. 804,578 triliun. Pada tahun 2015 ada surplus sebesar Rp. 99,831 triliun. Sedangkan di luar negeri, Jatim berupaya meningkatkan nilai ekspor dibandingkan impor diantaranya melakukan kerjasama dengan Swiss, Tianjin Cina, Korsel, Belgia Shanghai China dan Osaka Jepang.

Pelaku usaha, ujarnya, harus membawa produk unggulan yang bisa dijadikan komoditi. Jadi, bukan bahan baku yang dijual, akan tetapi diolah menjadi barang setengah jadi. Dengan demikian akan memberikan nilai tambah yang cukup besar bagi pelaku usaha.  Apabila bahan baku diolah menjadi setengah jadi nilainya akan meningkat kurang lebih 30 persen.  “Keuntungan lain dari memperkuat pasar antar pulau adalah teciptanya jaringan antar pelaku usaha di daerah lain sehingga tercipta hubungan yang bagus antar wilayah,” ucapnya.

Ia menambahkan, pelaku usaha harus berdaya saing menghadapi pasar global. Adapun strategi yang akan dilakukan dalam meningkatkan daya saing diantaranya pembangunan infrastruktur, pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) dan reformasi birokrasi. Dalam rangka pembangunan infrastruktur Pemprov Jatim membangun aksebilitas di beberapa wilayah diantaranya adanya pembangungan Pelabuhan Probolinggo yang merupakan satu-satunya pelabuhan yang dikelola pemerintah daerah yang memberikan efisiensi  30 persen dan tidak kena daftar tunggu yang panjang.”Pemprov Jatim juga menyediakan kawasan industri bagi para investor yang akan berinvestasi dengan luas area sekitar 27.084 ha,” imbuhnya.

Selain itu, sebagai upaya meningkatkan nilai perdagangan, kedepan akan dilakukan misi dagang di beberapa wilayah lain yakni Mataram dan Banjarmasin. Sebelumnya pada tahu 2016 telah dilakukan misi dagang di Makasar, Batam, Pontianak, Manado, Balikpapan, Ternate dan Kupang. “Dari misi dagang pada tahun 2016  terdapat 276 transaksi dengan nilai Rp. 1,1 triliun, “ tambahnya.

Sementara itu Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Oke Nurwan memuji langkah yang dilakukan oleh Pakde Karwo yang mana memperkuat perdagangan dalam negeri agar bsia memenangkan pasar global. “hal tersebut merupakan bagian meningkatkan produktifitas rakyat dan mewujudkan kemandirian ekonomi di sektor ekonomi,” ucapnya.(**)

 

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *