Bangkalan, BeritaLima- Sekumpulan wali murid datangi SDN Gebang 01 Bangkalan dalam rangka meminta klarifikasi (audiensi) terkait kebijakan yang terkesan memanfaatkan orang tua dari siswa, Selasa, (30/01/2018).
Dalam hal itu, wali murid yang dipimpin oleh Mathur Khusairi menyampaikan beberapa aspirasi yang selama ini dikeluhkan oleh masyarakat Gebang.
Salah satunya yqng menjadi keluhan warga adalah mengenai sistem pengelolaan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah), dan Program Indonesia Pintar (PIP) yang dinilai tidak sesuai dan tidak tepat sasaran.
Selain itu, Buku bantuan yang seharusnya gratis, namun dijual oleh pihak sekolah, dan perilaku diskriminasi guru kepada siswa yang tidak memiliki akta kelahiran, dan perilaku oknum guru yang meminta hadiah kepada muridnya waktu ulang tahun, serta adanya ancaman yang dilakukan guru untuk tidak dinaikkan kelas.
Menurut Mathur, Kenapa pihak sekolah tidak pernah transparan mengenai pengelolaan dana BOS. “Jennengan sebagai guru dan pelaku pendidikan diberi bantuan oleh pemerintah dengan aturan yang sangat ketat,” Ungkapnya.
Ia berharap, untuk kedepannya pihak sekolah dan masyarakat khususnya wali murid untuk melakukan komunikasi yang lebih erat lagi agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Sementara, Kepala sekolah SDN Gebang 01, Mangistutik menjelaskan bahwa, dana BOS tersebut setiap siswa mendapatkan 800 ribu selama satu tahun. Namun, kata Tutik sapaannya, tidak langsung diberikan kepada siswa melainkan digunakan untuk operasional sekolah.
“Untuk dana PIP pihak sekolah memang mengajukan sebanyak-banyaknya tetapi untuk yang menentukan dapatnya siapa saja itu dari pusat. Dan kemaren yang dapat itu 30 anak dan pencairannya itu tidak sama, ada yang 225 dan 175,” Ujarnya menjelaskan.
Lebih lanjut, Mangistutik menjelaskan, mengenai pemanfaatan dan perilaku diskriminasi yang dilakukan oleh salah satu guru itu, ia mengakui bahwa dirinya tidak mengetahui dan ia mengaku bahwa dirinya yang bersalah karena tidak bisa mengontrol bawahannya.
“Saya mohon maaf, saya mengakui itu adalah keteledoran saya, saya bener tidak tau kalau guru saya melakukan hal itu saya akui salah saya mohon maaf,” Ujarnya seraya meneteskan air mata.
Untuk selanjutnya, Ibu Tutik sapaannya selaku Kepala sekolah akan memberikan pembinaan kepada guru yang melakukan diskriminasi. “Guru yang seperti itu akan kami bina, sedangkan untuk langkah selanjutnya kami pasrahkan kepada Dinas (Dinas Pendidikan),” Imbuhnya.
Kejadian tersebut menuai tanggapan dari Ach. Subaidi Af, selaku Ketua Komite di Kabupaten Bangkalan, ia mengatakan bahwa pihaknya menyesalkan dan prihatin atas kejadian tersebut.
“Saya akan melakukan upaya-upaya, mungkin ini bukan hanya di SDN Gebang saja, disekolah lain mungkin juga ada. Saya mohon maaf nanti kita akan proses ini karena ini juga kesalahan yang besar,”Tandasnya menjelaskan kepada wali murid diruang audiensi.
(Rsd).