Lumajang – Calon Wakil Gubernur Puti Guntur Soekarno melanjutkan safari ke Lumajang. Ia berkunjung ke pasar, bertemu relawan dan bernyanyi reggae.
Di Posko Relawan Calon Bupati Lumajang H. As’at Malik dan Calon Wakil Bupati H. Toriq Alkatiri, di Jalan Ahmad Yani, Puti Guntur disambut meriah para relawan.
Seperti Calon Gubernur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Calon Wakil Gubernur Puti Guntur Soekarno, pasangan As’at dan Thoriq juga diusung PDI Perjuangan (PDIP), dan mendapat nomor 2 dari KPU.
“Salam 2 jari, ikut Kiai. Salam 2 jari, ikut Mbak Puti,” cetus Agus Wicaksono, Ketua DPC PDIP Lumajang. Ia menirukan yel-yel Jokowi saat Pilpres 2014. Para relawan menyambut dengan mengangkat 2 jari.
Agus juga menyerukan untuk melawan politik uang. Ia menjanjikan pemenangan Pilkada Lumajang dan Jawa Timur akan dilakukan tanpa politik uang. “Kita bersyukur karena keduanya sama-sama mendapat nomor2,” kata Agus.
Di Lumajang, Calon Bupati As’at Malik adalah incumbent. Selain sebagai politisi dan pejabat pemerintahan, As’at juga berlatar santri, dikenal sebagai ulama, dan putera kiai di Lumajang.
“Ayo, kita di Lumajang, kita menangkan pasangan Gus Ipul-Mbak Puti. Agar pemerintahan di Lumajang dan Jawa Timur bisa saling mendukung,” kata As’at pada relawannya, sambil mengangkat 2 jari.
Oleh para relawan, Puti Guntur Soekarno didaulat untuk menyanyikan lagu reggae. Tantangan itu dijawabnya. Puti tampil dan meminta band pengiring memainkan lagu reggae “Wait In Vain” dari Bob Marley.
“I don’t want to wait in a vain for your love. Cause summer is here. And I’m still waiting there…” lantun Puti Guntur di tengah alunan reggae band pengiring.
“Aku yo isok nyanyi reggae,” canda Puti disambut tertawa hadirin. Para relawan kemudian meminta dinyanyikan lagu “Kabeh Sedulur, Kabeh Makmur”, jingle kampanye Gus Ipul-Puti Guntur. Suasana sontak menjadi gemuruh.
Di Lumajang, cucu Bung Karno itu juga berkunjung ke Pasar Baru. Ia disambut para pedagang dan diajak foto bersama.
“Ini to cucunya Bung Karno. Kami ingat dulu perjuangan beliau. Sejarah jangan dilupakan ya,” kata Ny. Endang, penjual rujak, kelahiran 1950.