SITUBONDO,Beritalima.com – Setelah dilakukan aksi damai secara maraton sejak Senin sampai Kamis, Wakil Bupati Situbondo ir. H. Yoyok Mulyadi akhirnya menemui perwakilan Massa di ruang intelligence Room (IR) yang terletak dilantai dua Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Situbondo Kamis siang, (16/5/2019).
Wabup Yoyok Mulyadi mengaku sejak awal minggu kemarin dirinya mewakili Bupati Situbondo menghadiri beberapa acara di luar daerah sehingga baru hari ini dirinya bisa menemui perwakilan warga.
“Seperti kita ketahui bersama Bapak Bupati sedang berada di tanah suci, jadi saya mewakili beliau menghadiri beberapa acara penting diluar daerah mohon dipahami bukannya saya enggan menemui, saya dipilih oleh rakyat, maka jika saya bersama rakyat, saya juga adalah rakyat, jika saya berkumpul dengan pejabat, saya membawa aspirasi rakyat,”Ujar Wabup didepan perwakilan .
Menanggapi tuntutan massa tentang penegakan perda prostitusi, dengan didampingi Kabag Humas pemkab dan Kabid Satpol PP Situbondo, wabup mengaku secepatnya akan berkoordinasi dengan sejumlah pimpinan Daerah termasuk dengan Ketua DPRD kabupaten Situbondo.
“Keinginan penutupan Prostitusi ini adalah keinginan kita bersama tetapi dalam perda ini ada implikasi hukum, maka secepatnya kami akan komunikasikan dulu dengan Kapolres, Dandim, Kajari dan Ketua DPRD karena Perda yang mengesahkan DPRD, yang jelas kami tegaskan kami juga tidak ingin prostitusi menjamur di Situbondo,”Tandas
Ketua GP SAKERA Syaiful Bahri usai pertemuan mengatakan aksi demo digelar secara maraton akibat dari kejenuhan warga Situbondo mengingat Situbondo dikenal sebagai kota Santri dan bumi sholawat tetapi praktek prostitusi masih marak di Situbondo.
“Ini bentuk kejenuhan terhadap pemerintah kabupaten Situbondo bagaimana kita tidak jenuh, selain kota kita mempunyai julukan kota santri dan Bumi Sholawat Nariyah, Situbondo sudah punya Perda tentang Penutupan prostitusi usianyapun sudah 15 tahun tapi mati karena hingga saat ini, Perda itu tidak pernah ditegakkan, kami akan menunggu hingga bukan depan jika bulan depan masih belum ada tindakan, kami akan melakukan aksi yang sangat besar dan pasti akan jadi berita nasional,”Kata Syaiful Bahri.
Pernyataan yang hampir sama juga di sampaikan tokoh pemuda sekaligus tokoh masyarakat Besuki Sumyadi Yatim Wiyono, dirinya mengaku sangat prihatin dengan kondisi Situbondo dimana di daerah besuki dan Banyuglugur Prostitusi terus menjamur.
“Beberapa waktu lalu memang sempat ditutup warem di sekitar besuki Suboh, tapi daerah barat lainnya seperti Banyuglugur , Rajawali malah makin menjamur, tuntutan kami cuma satu tutup lokalisasi, kami melakukan aksi bukan tidak suka terhadap Bupati atau pejabat lainnya tapi kami disini berpanas panasan menolak maksiat merajalela di bumi kita,”Tukasnya.
Usai diterima wakil Bupati, sejumlah orang yang mengaku “Rakyat Cinta Situbondo Menolak Prostitusi” melakukan penutupan aksi damai kemudian membubarkan diri secara tertib. (Joe)