TULUNGAGUNG, beritalima.com- Kekecewaan jelas terlihat dari raut wajah Ketua DPC Gerindra Kabupaten Tulungagung, Ahmad Baharudin, setelah mendapat undangan dari DPD Gerindra Jatim. Pasalnya, ia ditekan oleh DPD Gerindra Jawa Timur untuk menjadi Calon Wakil Bupati Gatut Sunu Wibowo.
Padahal, selaku Ketua DPC Gerindra Kabupaten Tulungagung dan kader tulen, Baharudin seharusnya mutlak menjadi Calon Bupati Tulungagung yang diusung partai Gerindra.
Hal itu dibenarkan oleh Ahmad Baharudin, usai menghadiri undangan dari DPD Gerindra Jatim, Minggu, (18/08/2024).
Dikatakannya, Informasi dari relawan sangat benar memang dirinya diundang DPD Gerindra Jatim dengan Gatut Sunu menghadap Ketua DPRD, Sekretaris DPD dan OKK Gerindra Jawa Timur.
“Memang disitu saya langsung dipaksa untuk menjadi calon wakil Gatut Sunu dan tidak ada pilihan lain, akan direkom wakil bupati Tulungagung dari Gerindra dan Gatut Sunu calon bupati dari Partai Golkar. Saya tidak menerima wakil itu karena saya pernah berjuang, meningkat dari 5 kursi jadi 8 kursi dan berjuang bersama menjadikan kemangan PILPRES 68%,” ungkapnya.
“Disitu pun saya juga tidak diberi kesempatan untuk menjelaskan, tidak diberi waktu untuk bertanya, hanya ditanya mau atau tidak jadi wakilnya Gatut Sunu, mungkin di DPD sendiri sudah ada keputusan dan tidak perlu ada penjelasan penjelasan dari saya untuk kemenangan Pilkada, disitu juga dihadiri perwakilan fraksi yang lama,” tambahnya.
Ia juga berpesan, meminta maaf untuk teman-teman relawan dan masyarakat yang mendukung perjuangan ini dan dulu pernah berjuang bersama juga, karena ini sudah keputusan partai, pihaknya sebagai kader partai tunduk patuh dengan keputusan partai.
“Saya harap teman-teman juga mengikuti langkah saya, terpenting mendukung Pilkada ini bisa sukses dan berjalan dengan kondusif,” ungkapnya.
Disinggung perihal Rapimcab beberapa bulan yang lalu, Baharudin menyampaikan bahwa, sangat jelas keputusan bersama mesin partai kemarin memutuskan Ahmad Baharudin sebagai calon bupati tulungagung dan Gatut Sunu sebagai wakilnya.
“Dengan adanya kejadian kemarin saya hanya bisa menerima apa yang sudah menjadi keputusan DPD Jatim, namun saya akan terus berusaha untuk menjelaskan dan meyakinkan DPP bahwa saya berhak untuk mendapatkan rekom tersebut,” ungkapnya.
Terkait adanya indikasi penghianat dari internal partai, Baharudin menuturkan, tidak bisa menyampaikan adanya penghianatan itu, biar publik saja yang menilai.
“Saya tidak bisa menjawab itu, biarkan masyarakat dan publik yang menilai, saya yakin kebenaran akan segera terungkap,” pungkasnya. (Dst).