TRENGGALEK, beritalima.com –
Salah satu bagian hutan jati di wilayah Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur terbakar. Tepatnya, pada kawasan hutan negara petak 61 A dalam kelola Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Tugu yang terletak di Dusun Beji, Desa Ngepeh. Kejadian diperkirakan pada Rabu, 27 September 2023 sore sekira pukul 15.00 WIB.
Hal itu, sebagaimana disampaikan Kapolsek Tugu, AKP Panut kepada beritalima.com melalui sambungan telepon yang menyebut jika kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dimaksud awalnya diketahui oleh masyarakat. Kemudian diinformasikan kepada anggota Bhabinkamtibmas Desa Ngepeh yang langsung ditindaklanjuti oleh petugas gabungan.
“Memang benar, kemarin (27/9/2023) telah terjadi kebakaran hutan di daerah Desa Ngepeh. Berdasarkan informasi masyarakat, Polsek Tugu kemudian berkordinasi dengan Perhutani, Polres, Kodim, BPBD Trenggalek dan stakeholder terkait lain,” kata AKP Panut, Kamis, 28 September 2023 pagi.
Menurut Kapolsek Tugu, berkat kerjasama yang baik, meski memerlukan waktu namun api bisa dikendalikan. Sehingga, tidak sampai meluas dan mendekati pemukiman warga. Bahu-membahu, tim gabungan akhirnya mampu memadamkan rembetan kebakaran sekitar 3 jam.
“Alhamdulillah, berkat kerjasama dan kordinasi yang baik antar lintas sektoral dibantu masyarakat sekitar maka dalam waktu 3 jam api bisa dikendalikan,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Administratur (Waka Adm) KPH Kediri Sub Selatan, Munawar Sukowati menambahkan, kalau kejadian kebakaran di wilayahnya tersebut diduga karena puntung rokok yang dibuang sembarangan. Didukung oleh cuaca panas dan kering akibat dampak kemarau panjang sehingga api cepat menjalar.
“Dari informasi, penyebab awal diduga akibat puntung rokok yang dibuang sembarangan di pinggir jalan,” ujar Munawar.
Bermula dari situ, tandas dia, percik api terpicu merambat ke dalam kawasan hutan. Ditambah cuaca panas ekstrem, banyak tumbuhan kering dan angin kencang hingga mempercepat proses terbakarnya lahan.
“Percik api menjadi pemicu untuk kemudian merambat ke tanaman kering. Belum lagi, panas ekstrem musim kemarau panjang dan angin sehingga mempercepat sebaran (api),” jelasnya.
Pun begitu, tim internal tetap akan melakukan kajian sekaligus penyelidikan terkait penyebab utama kebakaran dimaksud. Untuk nantinya dijadikan bahan evaluasi bersama. Dan yang terpenting, dihimbau kepada seluruh warga agar lebih waspada dan tidak lalai saat melakukan aktivitas terutama di kawasan hutan.
“Kepada masyarakat dihimbau agar lebih berhati-hati, mengingat dimusim kemarau seperti ini sangat rawan terhadap potensi kebakaran. Jangan bermain api disekitar kawasan hutan. Tetap waspada!,” pungkas Munawar. (her)