Diduga Limbah Medis Berceceran di Lingkungannya, Pihak RSUD Sanan Membantah

  • Whatsapp

“Ulia H. Ngofangare” Direktur RSUD Sanana
KEPULAUAN SULA,beritaLima,com ||Dugaan limbah medis berbahan berbahaya dan beracun (B3) sempat menjadi perbincangan hangat di wilayah Kepulauan Sula

Pasalnya, penemuan yang nampak berceceran di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sanana, Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul), sempat menghangat, beberapa hari ke belakang ini

Terkait hal tersebut, sala satu petugas Pengelolaan Limbah Radioaktif di RSUD Sanana, Lukman Mahmud, saat dikonfirmasi, menjelaskan, pihaknya hanya menampung cairan di cergen dan sekaligus diberikan kepada petugas penampungan tersebut.

Saat awak media sentil terkait dengan tempat pengolahan limbah B3, pihaknya, menyebut tidak tahu, hanya memberikan kepada petugas, “ungkapnya.

Sementara itu, Direktur RSUD Sanana, Ulia H. Ngofangare  menampik kabar bercecernya limbah medis yang ada di RSUD Sanana. Dirinya mengatakan, selama ini pihaknya telah melakukan pengelolaan limbah B3 itu sesuai standar operasional prosedur (SOP) yang telah ditetapkan.

“Kami sangat serius memperhatikan pengelolaan Limbah B3 ini. Saat inipun kita sedang melakukan pembenahan untuk bangunan TPS B3 agar lebih representatif. Jadi kalau ada yang berceceran saya rasa tidak mungkin,” ucapnya kepada para wartawan saat dikonfirmasi diruang kerjanya, Rabu (15/5/24)

Ulia mengungkapkan, bahwa, limbah medis dan limbah logistik yang di hasilkan dari pasien berupa makanan, botol plastik itu di pisahkan, dan sempat pemusnahan sampah terhenti, karena cerobong patah. Nanti setelah penggantian cerobong barulah di lakukan pembakaran limbah, “kata Ulia

Lanjut Ulia, sementara untuk minyak dan pemeliharaan “lanjut Ulia, jika ada barang yang rusak dan lain – lain sebagainya,selain pembakaran limbah rumah sakit membutuhkan minyak.

“Sedangkan untuk pembakaran juga membutuhkan air 1000 kubik dalam satu kali pembakaran,maka kita selalu membagi waktu selang seling untuk melakukan pembakaran limbah

Dikarenakan kebutuhan air pelayanan juga cukup besar,dan sampah medis memang setiap saat selalu ada, maka adanya penampungan sampah, “kata orang nomor satu di RSUD Sanana itu.

Diketahui, Bahwa intinya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sanana menemukan adanya defisit Rp 30,4 miliar per tahun

Untuk biaya lebih besar dari alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), akibatnya fasilitas dan layanan terganggu seperti: Pengolahan limbah B3, Infeksius dan limbah RSUD lainnya.

“Serta, tidak semua obat tersedia, tiga ambulan hanya satu supir, Tingginya angka kematian pasien umum dan pasien RS, tidak punya dokter spesialis patologi klinik serta kurangnya perawatan alat dan kalibrasi alat. [dn]

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait