KUPANG, beritalima.com – Febiola Angelica (21), wanita blasteran Sabu dan Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT) ini berhasil meraih juara kedua (Runner up) di ajang Miss Charity Internasional 2023 yang digelar di Pasig City, Manila, Philippines.
Juara kedua yang diraih Febiola Angelica, yang akrab disapa Febby ini tidak terlepas dari dukungan Ketua Dekranasda NTT, Julie Sutrisno Laiskodat (Bunda Julie). Setelah terpilih mewakili Indonesia di ajang tersebut.
“Baru saja mendapatkan penghargaan, dan mewakili Indonesia Miss Charity Indonesia di Manila, Philippines. Dan, puji Tuhan kemarin mendapat juara 2 sebagai Miss Charity Internasional 2023″, kata Febby”, kata Febby kepada wartawan via telepon pada Sabtu (29/4/2023) malam.
Menurut Febby, persiapan mengikuti ajang Miss Charity Internasional ini dilakukan selama kurang lebih dua bulan untuk berangkat ke sana.
Ia mengatakan, Bunda Julie sangat banyak bantuan yang diberikan selama proses event ini.
“Bunda Julie sangat banyak bantuan yang diberikan kepada saya. Sebenarnya, beliau sudah membantu saya kegiatan nasional kemarin putra-putri wisata Indonesia. Dan, beliau juga membantu saya dengan hal yang sama yaitu mulai dari class, ada english class, class public speaking, dan beliau juga membantu saya melalui gaun atau pakaian melalui usaha beliau yaitu LeVico Butik di Jakarta”, ujarnya.
“Bantuan dari bunda Julie diberikan secara cuma, dan tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Terima kasih banyak bunda Julie karena Febby bisa bawa mahkota ini untuk Indonesia”, kata dia menambahkan.
Ajang yang diikuti 10 negara itu, Febby mengaku bangga dan senang dengan keberhasilan yang diraihnya.
Mahasiswi FKIP Bahasa Inggris UKAW ini juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantunya sehingga bisa sampai ke level ini.
“Sekali lagi terima kasih banyak bunda, kami tidak bisa balas kebaikan yang sudah diberikan,” ungkapnya.
Febby berpesan kepada generasi muda NTT untuk berani tampil dan mengeluarkan potensi yang dimiliki, karena pemerintah pasti sangat mendukung.
“Teman-teman kita masih sering takut dan tidak percaya diri, serta berpikir pemerintah tidak peduli dengan mereka,” ungkapnya. (L. Ng. Mbuhang)