JAKARTA, Beritalima.com– Politisi senior Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI, Mulyanto tampaknya tidak menyangka gerakan Wilayah Bebas Korupsi (WBK) yang dia prakarsai di Kementerian Pertanian (Kementan) ketika dipimpin Anton Apriyanto 11 tahun silam mengakibatkan dirinya ‘diganjar’ pernghargaan sebagai Tokoh Pelopor Gerakan Anti Korupsi.
Ya, ketika Mulyanto dipercaya negara mengemban amanah sebagai Inspektorat Jenderal Departemen Pertanian (Irjen Deptan) 2008-1010, pemegang gelar Doctor of Engineering jebolan Tokyo Institute Technology (Tokodai) itu membuat Gerakan Bebas Korupsi di departemen yang dipimpin politisi senior PKS, Anton Apriyantono boleh dikatakan cukup berhasil.
Karena itu, Mulyanto dinilai layak menerima penghargaan tersebut karena berhasil membangun program pencegahan dan pemberantasan korupsi secara terpadu di wilayah kerja Kementerian Pertanian yang dulu bernama Departemen Pertanian.
Berkat upaya Mulyanto dan jajarannya di Irjen Departemen Pertanian, kini program pencegahan serta pemberantasan korupsi di Kementerian yang dipimpin Syahrul Yasin LImpo tersebut menjadi acuan bagi kementerian lain secara nasional.
Bahkan program tersebut diadopsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kementerian Penertiban Aparatur Negara Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB).
Pada tahun kedua berlakunyakan gerakan WBK, Kementan mendapat dua Rekor MURI untuk kategori Pelopor Gerakan WBK dan Pelatihan Anti-Korupsi WBK.
Penghargaan sebagai Tokoh Pelopor Gerakan Anti Korupsi yang disandangkan kepada Mulyanto diserahkan langsung Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo dalam acara peringatan Hari Anti Korupsi se-Dunia (Hakordia) di Auditorium Gedung F, Kementerian Pertanian Ragunan, Jakarta Selatan, Jumat (13/12).
Hadir dalam acara itu Sekjen, Irjen dan beberapa orang Dirjen lingkup Kementan dan Pimpinan Balai Kementerian Pertanian se-Indonesia.
Selain kepada anggota Komisi VII DPR RI tersebut, Kementan juga memberikan penghargaan serupa kepada Ir R Azis HIdajat, Erif Hilmi, dan Drs Imam Subarkah.
Dalam sambutannya Syahrul Yasin Limpo menyatakan terima kasih atas upaya yang telah dilakukan para tokoh WBK Kementerian Pertanian. Atas usaha yang dilakukan kini Kementan menjadi satu-satunya Kementerian yang bebas dari Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK dan mendapat penilaian Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI.
Karena itu, Syahrul mengajak jajaran Kementan untuk meneruskan tradisi baik ini.
“Menjaga kementerian ini agar tetap bersih. Itu tidak bisa hanya dibebankan kepada Menteri, Sekjen dan Irjen saja. Komitmen ini harus dihayati segenap jajaran Kementan,” ujar Syahrul.
Dalam sambutanya, Mulyanto mengaku surprise ketika menerima undangan dari Kementan yang memintanya hadir sekaligus menerima penghargaan tokoh WBK. Mulyanto bangga program yang diprakarsainya sepuluh tahun lalu masih dapat diteruskan, bahkan semakin baik.
Wakil rakyat dari Dapil III Provinsi Banten tersebut berharap apa yang sudah dicapai Kementan selama ini dapat dipertahankan dan ditingkatkan.
Ia berharap Kementan dapat menjadi pelopor terlaksanakannya konsep good and clean governance. Itu penting untuk menunjang produktifitas lembaga, ujungnya membantu Pemerintah mengurangi defisit neraca perdagangan, khususnya terkait komoditas pertanian.
“Malu kita kalau terkait komoditas pertanian masih harus impor. Apa kita mau seperti itu?” tanya Mulyanto yang dijawab serempak oleh peserta yang hadir. “Itu mengapa kita harus benar-benar menghayati bahwa kegiatan WBK ini tidak semata-mata kegiatan yang bersifat administratif melainkan kegiatan yg memiliki dampak ekonomi secara nasional,” demikian Mulyanto. (akhir)