SURABAYA, beritalima.com- Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meminta kepada para Pejabat Tinggi Pratama untuk dapat bekerja secara lebih cepat, detail dan lebih presisi agar kualitas pekerjaan atau output yang dihasilkan bisa lebih signifikan dan tepat sasaran kepada masyarakat.
“Ini adalah PR kita, yang harus melakukan serangkaian inovasi di semua lini instansi masing masing. Untuk dapat bekerja dengan cepat, detail serta presisi yang tinggi mengacu kepada seluruh proses perencanaan yang telah disepakati,” ungkapnya saat memberikan pengarahan pada Pembukaan Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan II Tahun 2021 di Gedung Negara Grahadi, Senin 22 Februari 2021.
Dimana, Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan II Tahun 2021 berjumlah sebanyak 60 orang. Dengan rincian, dari Instansi Kejaksaan Agung RI 6 orang, Kemendagri 1 orang, Pemprov Jatim 7 orang, Pemprov Kalbar 3 orang, Kab/Kota di Provinsi Jatim 24 orang, dan Kab/Kota di Luar Jatim 19 orang.
Khofifah menjelaskan, bekerja cepat dan detail disertai dengan presisi yang tinggi saat ini merupakan salah satu hal yang harus dimiliki oleh para pimpinan eselon II atau Pejabat Tinggi Pratama agar setiap program yang akan dilaksanakan dapat tercapai sesuai perencanaan yang ada.
Menurutnya, saat ini banyak dari para pimpinan OPD atau Pejabat Tinggi yang bekerja cepat tetapi kurang detail.
“Terkadang, kita merasa sudah bekerja cepat namun orang lain telah lebih dahulu bekerja melompat. Begitu juga ketika ingin melompat, namun disisi lain telah ada yang lebih jauh melangkah bahkan sudah menggunakan artificial intelegence,” tandasnya,
“Saya ingin kita bersama melakukan evaluasi , jika para Ka. OPD dan para Pejabat Tinggi Pratama yang mampu bekerja secara cepat dan bekerja secara detail serta presisi yang tinggi bisa d8bayangkan produktifitas pembangunan kita akan melompat signifikan. Untuk itu, Latpimnas kita saat ini harus bisa membentuk para pemimpin perubahan yang dapat bekerja secara cepat, detail disertai presisi yang tinggi,” tegas Khofifah.
“Mereka ini adalah para pemimpin yang harus mampu bekerja secara cepat dan detail dengan presisi yang tinggi yang tujuannya dapat mengatasi setiap persoalan yang dihadapinya dengan cepat dan detail pula,” imbuhnya.
Lebih lanjut disampaikan Khofifah, meskipun perencanaan dilakukan oleh jajaran eselon IV dan III akan tetapi para eselon II juga harus menguasai. “Kerja teknis bisa dikerjakan oleh para eselon III dan IV, akan tetapi kerja detail dalam presisi yang tinggi menjadi tanggung jawab para kepala OPD atau eselon II tegasnya.
Ia mengingatkan, para pimpinan eselon II dalam menjalankan program di masing masing dinasnya jangan membebankan pekerjaan hanya bertumpu kepada digital system atau Informasi Teknologi (IT) semata. Keberadaan digital sistem harus mendukung inovasi dan kemampuan para pimpinan tinggi di masing masing intansi yang ada.
“Saya melihat, terdapat kecenderungan bekerja tidak dengan detail banyak dilakukan di banyak lini, sektor dan instansi. Ini PR kita bersama karena Bapak Presiden merupakan figur pemimpin yang detail. Provinsi kita membutuhkan kecepatan inovasi yang harus dilakukan dengan detail agar menghasilkan nilai tambah yang lebih signifikan. Saya melihat proses ini banyak diserahkan kepada digitalisasi sistem sehingga dianggap sesuatu yang final tanpa re cek,” terangnya.
Dalam kesempatan itu, Gubernur perempuan pertama di Jatim ini menjelaskan, bahwa di masa pandemi Covid-19, pemerintah terus mencari formulasi yang tepat agar dapat mengelola manajemen krisis sehingga urusan ekonomi dan kesehatan bisa dilakukan secara seimbang.
Untuk itu, sinergitas bersama seluruh tiga pilar baik pemerintah…