SAMPANG, beritalima.com | Terletak di dataran tinggi pulau Madura sehingga mempunyai rata-rata hari hujan tertinggi, Kecamatan Ketapang Sampang juga dikenal dengan kultur nahdliyyinnya. Diantara salah satu ikon di wilayah perbukitan tersebut adalah Ponpes Darussalam Al-Faisholiyah Bunten Barat, Ketapang.
Ragam sisi menarik Ponpes yang diasuh oleh KH. Ayatulloh Mubarok tersebut, diulas oleh ning Lia Istifhama, Wakil Sekretaris MUI Jawa Timur yang sekaligus Ketua DPD Perempuan Tani HKTI Jatim. Dalam kunjungannya pada Sabtu (18/9), putri alm. KH Masykur Hasyim tersebut terlihat antusias menggali profil Ponpes dan Yayasan yang menaungi tingkat Pendidikan dari PAUD, TK, SD, MI, SMP, MTS, SMK, dan MA.
“Suasana di ponpes ini sangat sejuk, tenang, dan damai. Tentunya, hal ini disebabkan faktor geografis yang sangat mempengaruhi. Tak heran, ponpes ini ini pun dikenal dengan aeng cellep-nya, yaitu air dingin yang mengalir di ponpes dan wilayah sekitar,” ujarnya yang saat itu diantar oleh KH. Mohammad Subhan, cucu KH. Alawy Muhammad, ulama legendaris Madura.
Ning Lia pun menjelaskan bahwa kesan yang didapatnya pun terlihat sama dengan kesan yang ada dalam benak santri.
“Para santri, terutama santriwati, terlihat ceria saat disapa. Memang sih, beberapa terlihat malu-malu. Tapi rona keceriaan terlihat kuat di raut wajah mereka. Tentunya ini bukti bahwa mereka kerasan dan bahagia disini.”
Mendapat apresiasi dari ning Lia, KH. Ayatulloh pun menyambut hangat dan menjelaskan keunggulan lain dari Ponpes yang memiliki pilar terwujudnya ‘IMTAQ, Intelektualitas, dan Akhlaqul Karimah’ tersebut.
“Alhamdulillah ponpes kami sangat diterima baik oleh masyarakat Madura. Terbukti banyak dari warga sekitar yang mempercayakan putra putrinya untuk mengenyam pendidikan disini. Namun di sisi lain, tidak sedikit juga santri yang berasal dari wilayah lain, bahkan terjauh dari dari Bangka Belitung.”
Sedangkan KH. Subhan, tokoh ulama setempat yang merupakan Ketua PPP Sampang, menjelaskan bahwa keberadaan ponpes tersebut sangat membantu menjaga relijiusitas warga.
“Sebagai Pondok tertua di Sampang, Al Faisholiyah memiliki peran sentral dan penting agar nilai-nilai Islam, khususnya NU, tetap terjaga agar kelak anak-anak muda Madura tumbuh menjadi calon-calon pemimpin yang tidak kehilangan ruh Islam-nya.”