JAKARTA, Beritalima.com– Pemerintah berencana mengonversi GeneXpert atau alat Tes Cepat Molekuler (TCM) penyakit Tuberkulosis (TBC) menjadi alat deteksi virus Corona (Covid-19). Inovasi ini layak didukung tetapi perlu dicermati, jangan sampai penanganan pasien TBC jadi terabaikan.
Anggota Komisi IX DPR RI, Dr Hj Kurniasih Mufidayati mengungkapkan, saat ini TBC adalah salah satu penyakit yang menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. “Rata-rata 300 orang meninggal setiap hari karena TBC di seluruh Indonesia, atau sama dengan 11-13 orang tiap jam,” ungkap perempuan berhijab yang akrab disapa Mufida ini dalam keterangan pers yang diterima awak media, Kamis (16/4) malam.
Menurut Mufida, sekitar 2012, GeneXpert atau alat TCM TBC ini telah digunakan di Indonesia dan dinilai efektif. Kemenkes RI pun sejak 2014 secara resmi membeli dan menempatkan alat ini di fasilitas-fasilitas kesehatan terpilih di seluruh Indonesia.
Ketika pandemi global Corona memasuki Indonesia, pemerintah melihat GeneXpert dapat dikonversi untuk digunakan mendeteksi virus Corona. “Ternyata secara teknologi bisa dikonversi untuk digunakan melaksanaan pemeriksaan Covid-19,” ucap Juru bicara pemerintah dalam penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, saat konferensi Pers di Gedung BNPB, Jumat 3 April 2020.
Menurut Yurianto, alat ini cukup banyak jumlahnya dan tersebar di seluruh wilayah di Indonesia. Namun, alat itu perlu disempurnakan agar hasilnya akurat untuk mendeteksi virus Corona.
Mufida menambahkan, meski sejumlah pakar menilai alat ini cukup efektif mendeteksi corona, pemerintah tak boleh begitu saja mengalihkan penggunaannya dari pasien suspek TBC ke suspek corona. “Menurut data WHO 2018, Indonesia masuk peringkat ketiga dengan kasus TBC terbanyak lho,” ingat politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
Karena itu, sambil sementara mengalihkan penggunaan GeneXpert ini untuk mendeteksi corona, Mufida menyarankan pemerintah tetap berupaya membeli perangkat deteksi lain yang berbasis Polymerase Chain Reaction (PCR). “Jangan sampai tambal sulam, maksudnya menolong yang corona akhirnya yang TBC jadi terabaikan,” demikian Dr Hj Kurniasih Mufidayati. (akhir)