SURABAYA, beritalima.com| Prof. Dr. Wiwik Misaco Yuniarti, drh., M.Kes menjadi guru besar aktif Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (UNAIR) ke-30, dan guru besar UNAIR ke-488 yang dikukuhkan pada Sabtu (30/11/2019).
Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Wiwik menyampaikan tentang manfaat buah delima atau pomegranate sebagai obat herbal pencegah fibrosis hati.
Fibrosis hati merupakan kondisi yang dihasilkan dari respon penyembuhan luka akibat jejas (luka) berulang pada hati. Fibrosis hati yang tidak ditangani dengan baik akan berkembang menjadi sirosis hati. Dari waktu ke waktu, jumlah penderita penyakit hati kronis terus mengalami peningkatan. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Centers for Disease Control and Prevention di Amerika Serikat pada tahun 2016 terdapat 4,9 juta orang yang menderita penyakit hati.
“Penyakit hati kronis merupakan penyebab utama keenam dari semua penyebab kematian pada orang yang berusia 25-64 tahun. Penyebab fibrosis hati antara lain kecanduan alkohol, penyakit hati melemak, infeksi virus hepatitis B atau C kronis, hepatitis autoimun, dan penyakit hati metabolik atau genetik,” terangnya.
Prof. Wiwik menyebutkan bahwa hingga saat ini belum ada terapi medis yang efektif untuk sirosis hati. Pengobatan yang paling efektif untuk fibrosis hati stadium akhir adalah transplantasi hati.
“Namun, proses transplantasi hati seringkali terkendala oleh beberapa hal, di antaranya kekurangan organ donor, komplikasi pasca bedah, reaksi imunologis, dan biaya penanganan medis yang tinggi. Sehingga diperlukan tindakan pencegahan dan pengobatan fibrosis hati sedini mungkin,” papar alumnus UNAIR tersebut.
Buktikan Kebenaran Alquran
Buah delima merupakan salah satu buah yang disebut dalam Alquran sebagai tanaman buah yang ada di surga. Yaitu dalam Q.S. Ar-Rahman ayat 68-69 yang artinya : “Di dalam kedua surga itu ada buah-buahan, dan (lebih khusus ada) kurma dan delima. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”
Keistimewaan delima dalam Alquran dibuktikan dengan sejumlah penelitian ilmiah yang mengungkapkan bahwa buah delima merupakan bagian tanaman delima yang memiliki komponen paling lengkap bila dibandingkan bagian tanaman delima lainnya. Buah delima banyak mengandung senyawa polyphenol yang terdiri dari flavonoid, hydrolyzable tannins (ellagitannins dan gallotannins) dan condensed tannins (proanthocyanidins). Bahan aktif utama yang terkandung di dalam buah delima adalah punicalagin dan ellagic acid (EA).
Ellagic acid (EA) yang terkandung dalam buah delima, adalah derivat polyphenol yang juga banyak ditemukan dalam kacang-kacangan dan buah- buahan, misalnya raspberi, stroberi dan anggur. Ekstrak buah delima terstandar yang baik umumnya mengandung 40 % atau lebih ellagic acid.
“Saya meyakini bahwa buah delima merupakan suatu nikmat dan anugerah yang diberikan Allah SWT dan menunjukkan kuasa Allah dalam menciptakan segala sesuatu di muka bumi,” ungkapnya.
Guru besar bidang ilmu penyakit dalam veteriner tersebut lantas mencoba meneliti manfaat delima sebagai pengobatan herbal, khususnya untuk mengatasi fibrosis hati. Sebagaimana diketahui, berbagai penelitian terhadap aktivitas buah delima telah membuktikan bahwa buah delima memiliki kemampuan antibakteri, antioksidan, antiinflamasi dan antikanker serta aktivitasnya dalam meregulasi proses fibrosis. Selain itu, delima telah terbukti secara klinis bermanfaat untuk penderita kanker, atherosklerosis, diabetes, osteoarthritis, chronic obstructive pulmonary diseases dan dimanfaatkan untuk kosmetik.
Hasil penelitian yang dilakukan Prof. Wiwik menunjukkan bahwa ekstrak buah delima terstandart 40% ellagic acid dapat mencegah fibrosis hati dengan cara menghambat proses nekroinflamasi dan penurunan ekspresi berbagai mediator profibrogenik serta deposisi kolagen. Hal tersebut menjadikan ekstrak buah delima terstandart 40% ellagic acid potensial sebagai obat fibrosis hati kolestatik, walaupun masih diperlukan penelitian lebih lanjut, baik pre klinik maupun klinik. (yul)
Keterangan Foto: Prof. Dr. Wiwik Misaco Yuniarti, drh., M.Kes saat menyampaikan orasi ilmiah dalam Pengukuhan Guru Besar UNAIR, Sabtu (30/11/2019)