Dimyati: Mana Mungkin Manusia Berdamai dan Hidup Berdampingan Dengan Covid-19

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Legislator senior yang juga doktor jurusan ilmu hukum (S3) lulusan Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Dr H R Achmad Dimyati Natakusumah mengatakan, sangatlah tidak mungkin manusia berdamai dan hidup berdampingan dengan virus Corona (Covid-19) sesuai dengan permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu.

“Paradoks, bagaimana mungkin manusia berdamai dan hidup berdampingan dengan virus Corona. Covid 19 quite dangerous/ the silent enemy yang sangat jahat dan sadis sebagai common enemy yang harus dibasmi dan dimusnahkan di muka bumi ini khususnya di bumi Indonesia,” kata Bupati Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, 2000-2005 dan 2005-2009 tersebut.

Kepada Beritalima.com, Selasa (26/5) siang, anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Komisi III DPR RI yang membidangi keamanan serta hukum tersebut, Covid-19 sedang invasi dan agresi keseluruh dunia sebagai virus atau penyakit yang sangat berbahaya.

Bahkan dikatakan laki-laki kelahiran Tangerang, 17 September 1966 itu, wabah Covid-19 jauh lebih jahat dari teroris dan penjajah di masa kolonial penjajahan dan lebih sadis dari pembunuh berdarah dingin karena Covid-19 lebih ganas. Penyebarannya seperti Zombie atau Drakula/Vampir yang sangat mudah menular maupun terinfeksi dari mahluk ke mahluk yang lain.

Keberadaan Covid-19 awal 2020 telah mengguncang penduduk dunia serta merubah kebiasaan manusia menjadi budaya baru karena dihantui dan ditakuti seluruh manusia di muka bumi ini karena serangannya yang begitu cepat dan mematikan karena menusuk atau menyumbat tenggorokan dan merusak paru-paru sebagai tempat bernafasnya manusia.

Bila sumber pernafasan manusia dirusak dan disumbat, siapa yang terkena Covid19 sangat sulit untuk tertolong, kecuali keajaiban dari Sang Maha Pencipta. Karena itu, kita tidak bisa berdamai dengan Covid-19 apalagi hidup berdampingan seperti permintaan Presiden Jokowi. Sangatlah berbahaya bila manusia berdamai apalagi sampai hidup berdampingan dengan Covid-19,” kata Dimyati.

Dijelaskan, penularan Covid-19 sangat cepat.
Covid19 tidak peduli serta tidak pula pandang bulu. Tua maupun muda bahkan balita, tidak peduli kaya atau miskin, pejabat maupun bukan pejabat, siapa saja dirusak dan dibunuh dengan cepat. “Sepertinya Covid-19 ingin meluluhlantahkan serta menghancurkan manusia di muka bumi ini.”

Karena itu, mau atau tidak kita harus ‘berperang’ dan menghancurkan Covid19 di nusantara ini. Covid-19 jauh berbeda dengan binatang buas atau pembunuh penjajah manapun yang memilah, memilih dalam menentukan target yang akan menjadi korban. Siapa saja bisa diserang Covid-19.

Karena itu, tidak dibasmi semua, dalam peperangan ini muncullah istilah ‘siapa cepat dia dapat’. Bila Covid-19 yang lebih cepat merasuk ke seluruh tubuh manusia, tentu saja manusia itu bakal kalah dan hancur. Karena itu, untuk memenangkan ‘peperangan’ melawan Covid-19 tersebut, diperlukan perencanaan yang matang.

Selain itu juga sangat dibutuhkan kekompakan serta kebersamaan seluruh elemen masyarakat untuk berpartisipasi. Seluruhnya harus ikut bersama, bersatu untuk berperang melawan Covid-19. Semua harus ada dalam satu komando utuh dibawah kepemimpinan panglima tertinggi di Republik Indonesia.

Untuk mensukseskan perencanaan itu, diperlukan anggaran yang cukup dan menyeluruh dengan prinsip effesien dan effektif. Anggaran tersebut diantaranya untuk membiayai kebutuhan sosialisasi, sandang, pangan dan vitamin dan insetif petugas. Imunisasi juga diperlukan untuk rapid test dan swab (pemeriksaan kesehatan) serta karantina dan peralatannya pengobatan sampai ke penguburan serta pengamanan.

Dijelaskan Dimyati, dalam ‘peperangan’ ini ada saja yang tidak ikut garis komando dan ini akan merusak dan mengganggu semangat perjuangan untuk memenangkan peperangan melawan Covid-19, diantaranya dengan alasan ekonomi dan lain lain. “Tidak ada artinya kemajuan pertumbuhan ekonomi dan lain lain bila manusia di muka bumi ini musnah secara perlahan-lahan, dan binasa semua karena terjangkit dan dikuasai Covid-19.

“Prioritas saat ini adalah bagaimana Covid-19 segera lenyap dan binasa dalam waktu yang cepat dan tepat diperlukan peralatan dan perlengkapan yang memadai sesuai dengan protokol kesehatan dan segera dicari vaksin/obat untuk bisa melawan ganasnya covid19, semoga Indonesia bisa paling unggul didunia ini dalam peperangan dengan Covid-19,” demikian Dr H R Achmad Dimyati Natakusumah. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait