SURABAYA, beritalima.com | Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) saat ini banyak memberikan sosialisasi mengenai keamanan, dan mutu pangan segar asal tumbuhan kepada masyarakat luas.
“Keamanan dan Mutu Pangan menjadi salah satu aspek penting untuk mewujudkan sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas, serta menunjang masa depan yang lebih baik,” ujar Hadi Sulistyo Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Pemerintah Provinsi Jawa Timur saat ditemui dikantornya 29 Juli 2019.
Menurut Hadi saat ini, pangan menjadi tidak aman karena kontaminasi bahaya baik bahaya fisik (kerikil, pecahan kaca, logal dll); bahaya kimia (pestisida, formalin, dll); dan bahaya biologi (bakteri, virus, jamur). Dan itu berdampak pada saat mengkonsumsi pangan yang tidak aman dalam jangka pendek, seperti keracunan yang ditandai dengan mual, muntah, diare, dan pusing, sedangkan dalam jangka panjang akan menyebabkan penyakit degeneratif (kanker).
“Bahaya pestisida pada pangan segar yang dikonsumsi, dapat menyebabkan kanker, cacat kelahiran, dan merusak atau mengganggu sistem syaraf, endokrin, reproduktif dan kekebalan,” paparnya.
Lebih lanjut Ia menjelaskan bahwa untuk stok Padi di Jawa Timur dipastikan aman hingga akhir 2019 dan secara nasional surplus 18,6 persen, dan menssuplay hingga ke 15 Provinsi di Indonesia. [Red]