DEPOK, Beritalima.com | Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Depok mengalokasikan anggaran belanja tak terduga (BTT) sebesar Rp 13 miliar.
Dana sebesar itu akan digunakan untuk menangani daerah-daerah yang terkena banjir dan longsor.
Kepala Dinas PUPR Kota Depok Dadan Rustandi mengatakan, anggaran tersebut digunakan untuk memperbaiki 25 titik banjir dan longsor.
“Terdapat 25 lokasi yang telah kami petakan untuk mendapat penanganan dari anggaran BTT. Ada yang Penunjukan Langsung (PL), ada juga yang melalui lelang,” ujar Kepala DPUPR Kota Depok Dadan Rustandi di Balai Kota Depok, Pancoran Mas, Depok, Kamis (12/11/2020).
Puluhan lokasi tersebut diantaranya adalah Kali Krukut Jalan Pitara, Saluran Tersier kanan bangunan cabang barat (BCB) di Jalan Wadas, serta saluran cabang barat di Kecamatan Limo.
Ada juga lokasi lain yakni longsor di Perumahan Samudra yang terletak di Kecamatan Pancoran Mas, dan longsor Kali Kumpa di Klaster Gardenia Grand Depok City (GDC), Cilodong.
“Untuk pekerjaan yang PL sudah kami lakukan sejak pertengahan semester atau Juni ini. Sedangkan proses lelang, saat ini masih berlangsung dan akan diumumkan akhir November 2020,” paparnya.
Dadan mengatakan, dengan dilakukannya proses ini, pihaknya meminta masyarakat bersabar terkait lokasi yang terdampak longsor.
Sebab, pekerjaan akan dilangsungkam bila telah keluar pengumuman hasil lelang. Salah satunya seperti bencana longsor yang berada di Jalan Wadas.
“Masyarakat harap bersabar. Tahapan yang dilalui memang seperti ini. Setelah pengumuman hasil lelang keluar, kami langsung melakukan penanganan di titik yang sudah dipetakan,” katanya.
Banjir yang terjadi di Kota Depok biasanya diakibatkan karena tersumbatnya aliran sungai oleh sampah yang menumpuk di gorong-gorong maupun endapan lumpur yang ada di situ ataupun kali.
Untuk mengurai sumbatan sampah dan lumpur tersebut, pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Depok mengerahkan delapan unitalat berat.
Selain itu juga, alat berat ini turut disiapkan untuk menangani musibah longsor di sejumlah wilayah.
“Delapan alat berat tersebut yaitu tujuh unit eskavator dan satu unit mini spider. Sudah kami siagakan dan berfungsi dengan baik,” papar Kepala Dinas PUPR Kota Depok Dadan Rustandi.
Perbedaan dua jenis alat berat tersebut dikatakan Dadan terletak dari fungsinya. Namun tujuannya tetap sama yakni untuk normalisasi kali maupun situ.
“Kalau eskavator untuk normalisasi situ dan bisa mengapung di air. Kalau mini spider untuk normalisasi kali dan hanya bisa di darat,” katanya.
Upaya maksimal ini juga dilakukan dengan menerjunkan satuan tugas (Satgas) sebanyak 300 personel.
Diharapkan ratusan personel ini bisa membantu stakeholder terkait dalam upaya siaga bencana.
“Mudah-mudahan alat berat dan personel yang kami miliki bisa membantu masyarakat dalam upaya penanganan maupun mencegah potensi bencana di Kota Depok. Kami juga siap bersinergi dengan pihak terkait,” tuturnya.
Fredi/Rusdi, Beritalima.com