JAYAPURA – Diaggap bisa mencemari air, masyarakat yang mengatasnamakan Gerakan Masyarakat Peduli Pembangunan meminta Pemerintah daerah Kota Jayapura membatalkan keberadaan Pemakaman Muslim di Buper Waena Jayapura.
Widi Kogoya, selaku koordinator gerakan tersebut, menolak rencana Pemakaman muslim seluas 10 hektar tersebut.
“Tempat pekuburan umum ini adalah tempat sumber air minum yang dinikmati oleh masyarakat sekitar Waena hingga Expo, apalagi kuburan ini diatas bukit, sementara masyarakat ada di bawah, nanti jenazah yang di kubur minyaknya akan turun dari atas dan minyak nanti akan mencari tempat rendah dampaknya air akan tercemar,”katanya, Selasa (21/11/2017).
Diapun menyarankan Pemerintah Kota mencari lokasi untuk pemakaman di wailayah lain.
“Kami tidak melawan program pemerintah, tapi kami melihat ini akan merugikan masyarakat, dan pemerintah harus mencari lokasi lain didataran rendah, mungkin di Koya atau daerah mana yang penduduknya masih kurang,”ujarnya.
Senada dengan Widi, Ketua RT 02/lagi RW XIII Kelurahan Buper Gad Hesegem mengaku seluruh warganya menolak rencana pemakaman Muslim tersebut.
“Ada sekitar 700 warga disana, dan kami sudah sepakat dengan warga untuk menolak kuburan umum ini, kami tidak menolak ada sekolah Stain di atas tapi kami tolak kuburan,”ucapnya.
Dirinya juga menegaskan jika tidak menolak program pemerintah Kota Jayapura, namun untuk rencana pemakaman umum tersebut dirinya tidak setuju.
“Jadi sikap kami menolak program kuburan tersebut, boleh saja mereka membuka program lain seperti jalan dan rumah sehat atau asrama kami tidak batasi, kalau kuburan tidak,”tegasnya.
Sikap penolakan keberadaan kuburan muslim tersebut juga diamini oleh beberapa tokoh masyarakat dan warga yang turut hadir dalam sesi release bersama awak media di Abepura, yakni pihak BEM Uncen Luki Siep, dan tokoh pemuda setempat Jackson Mimin.
Sementara, Wakil Walikota Jayapura, H.Rustam Saru MM ditemui dibuang kerjanya mengaku jika persoalan Pemakaman muslim di Buper Waena telah dilakukan pembahasan dan pertemuan dengan pihak-pihak terkait.
“Kita sudah lakukan pertemuan dengan pihak terkait termasuk unsur DPR Kota, namun warga disana memang tidak hadir saat itu, namun intinya berbagai pihak telah sepakat dengan kuburan itu,”katanya.
Sementara terkait tudingan akan berdampak pada pencemaran lingkungan, Rustam Saru menegaskan jika air yang mengalir disungai yang ada disekitar lokasi tersebut bukan dari bukit tersebut, melainkan dari gunung.
“Sudah dikaji juga oleh Badan Lingkungan Hidup, dan tidak berdampak pencemaran disana, kita bisa lihat kuburan-kuburan lain, seperti di Tanah hitam, dan Sentani, itu juga diatas bukit dan tidak masalah,”tegasnya.
Meski begitu, pihaknya tetap akan memberikan solusi terbaik untuk warga setempat. Dikatakan pihaknya telah bekerjasama dengan pihak PDAM untuk pembuatan penampungan air bersih.
“Jadi kita sudah ada solusi dengan PDAM, nanti ada dibuatkan penampungan air disana. Masyarakat saya harap jangan khawatir, kita akan lakukan yang terbaik. Saya harap masyarakat dukung program bapak Walikota, dan ini untuk kepentingan orang banyak, jadi jangan terprovokasi,”ujarnya.
Rustam Saru mengatakan, jika dalam minggu ini pihaknya akan kembali melakukan pertemuan dengan pihak terkait untuk membahas permasalahan tersebut. Dirinyapun meminta pihak yang saat ini menolak keberadaan pemakaman tersebut turut hadir dalam pertemuan itu. Pemakaman muslim Buper Waena adalah salah satu program janji politik Walikota Jayapura DR. Drs.Benhur Tomy Mano MM dan wakil Walikota H.Rustam Saru MM pada pilkada lalu. Dan nantinya pemakaman yang telah ditunggu keberadaannya oleh warga Kota Jayapura ini akan digeratiskan bagi warga muslim kota Jayapura. (Ed/Papua).